Radar Seluma.Bacakoran,co

1 Ramadan Berbeda, Itu Sudah Biasa

Kakan Kemenag Seluma--radarseluma.bacakoran.co

 

Bacoan Jemo Kito - Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Seluma Heriansyah menyebut perbedaan dalam penetapan awal Ramadan 1445 Hijriah sudah merupakan hal yang biasa.

Sehingga dengan demikian dirinya mengharapkan agar nanti seluruh masyarakat dapat saling menghargai satu sama lainnya.

Dia menjelaskan, mekanisme penentuan awal ramadan berdasar dua metode. Yakni perhitungan secara astronomis atau hisab. Dan, penglihatan bulan sabit atau rukyatul hilal.

Kedua metode ini di Indonesia sebagai pedoman dalam menentukan awal ramadan. Pemerintah tetap akan menunggu sidang isbat hasil dari rukyatul hilal di berbagai tempat. 

Lebih lanjut, fenomena perbedaan dalam mengawali maupun mengakhiri bulan Ramadan adalah bukan hal baru. Namun, dia mengimbau agar perbedaan ini tidak menjadi pemicu perselisihan.

Masyarakat diminta dapat memahami konsep dasar perbedaan sebagai sebuah fitrah dan kewajaran. 

BACA JUGA:Kajari Seluma Geledah Kantor BPN, Perkimhub, Hingga Bagian Tapem

BACA JUGA:Tak Gunakan Helm dan Mati Pajak, 2 Kendaraan Dinas Terjaring Razia

"Yang pertama sebentar lagi kita akan memasuki bulan suci Ramadan. Saya berharap agar nanti seluruhnya diberi kekuatan untuk menunaikan ibadah ini.

Dan tentunya apabila terdapat perbedaan waktu itu kita sikapi dengan hal yang biasa dan dengan kedewasaan. Ada yang puasa duluan ada yang puasa di hari berikutnya itu sudah biasa itu semua berdasarkan sunnah," kata Heriansyah, kemarin. 

Terkait perbedaan penentuan awal Ramadan, Heriansyah mengaku bahwa potensi itu bisa saja terjadi. Fenomena ini dikarenakan adanya perbedaan metode penetapan awal Ramadan. Ada yang menggunakan metode Hisab Wujudul Hilal, ada yang menggunakan Imkanur-Rukyat.

"Jika pun ada beda awal Ramadan, sudah semestinya kita mengedepankan sikap saling menghormati agar tidak mengurangi kekhusyu'an dalam menjalani ibadah puasa," tutupnya.

Tag
Share