Selain Gula, Dua Makanan ini Meningkatkan Resikio Kanker
Kanker--radarseluma.bacakoran.co
Koranradarseluma.net - Banyak mitos dan salah kaprah beredar mengenai makanan yang diklaim dapat meningkatkan risiko kanker. Namun, sebuah studi terbaru dari lembaga penelitian kesehatan terkemuka di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa hanya dua jenis makanan yang secara ilmiah terbukti dapat meningkatkan risiko kanker, yakni daging olahan dan alkohol.
Dikutip The Express, Sabtu (28/12/2024), penelitian ini dipublikasikan oleh tim ahli dari National Cancer Institute, yang telah menganalisis data dari ratusan studi epidemiologi. Hasilnya menunjukkan bahwa konsumsi daging olahan, seperti sosis, bakon, dan ham, serta minuman beralkohol memiliki hubungan yang signifikan dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker.
Daging olahan diklasifikasikan sebagai karsinogen kelompok 1 oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Ini berarti ada bukti kuat bahwa konsumsi daging olahan dapat menyebabkan kanker, khususnya kanker kolorektal.
"Proses pengolahan, seperti pengasapan, penggaraman, atau penggunaan bahan pengawet tertentu, diduga menjadi faktor utama penyebab risiko tersebut," tulis The Express.
Menurut Dr Rebecca Siegel, salah satu peneliti utama, mengonsumsi daging olahan secara rutin, terutama dalam jumlah besar, dapat meningkatkan risiko kanker. "Namun, ini bukan berarti masyarakat harus sepenuhnya menghindari konsumsi daging olahan, tetapi lebih kepada membatasi asupan dan mengimbangi dengan pola makan sehat," jelasnya.
Alkohol juga termasuk dalam kategori karsinogen yang sama. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi alkohol, bahkan dalam jumlah sedang, dapat meningkatkan risiko kanker, seperti kanker payudara, hati, dan mulut. Risiko ini meningkat seiring dengan jumlah alkohol yang dikonsumsi.
"Tidak ada tingkat konsumsi alkohol yang benar-benar aman terkait risiko kanker," kata Dr Michael Jones, seorang ahli epidemiologi kanker. Ia menambahkan bahwa meskipun konsumsi ringan mungkin tidak menyebabkan risiko langsung, kebiasaan ini dapat berdampak dalam jangka panjang.