Peran Pemda & Masyarakat Penting, untuk Mencapai Nol Kematian Akibat Dengue 2030
DBD--radarseluma.bacakoran.co
Koranradarseluma.net - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat sampai dengan minggu ke-41 tahun 2024, terdapat 203.921 kasus dengue di Indonesia dengan 1.210 kematian.
Jawa Tengah menjadi daerah keempat dengan jumlah kasus terbanyak yaitu 13.175. "Kasus dengue di Indonesia angkanya masih terus bertambah. Kami mencatat, sampai dengan minggu ke-41 tahun 2024, terdapat 203.921 kasus dengue dengan 1.210 kematian, yang berasal dari 482 Kabupaten/Kota di 36 Provinsi," kata Ketua Tim Kerja Arbovirosis, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan, dr. Fadjar SM Silalahi, Kamis (7/11).
Pemerintah telah menerapkan pendekatan yang menyeluruh melalui Strategi Nasional Penanggulangan Dengue (STRANAS) 2021-2025. Pemerintah pun telah menetapkan STRANAS Penanggulangan Dengue 2021-2025 melalui pencegahan terpadu yang melibatkan seluruh elemen masyarakat.
Upaya ini tidak hanya fokus pada pengendalian vektor dan lingkungan, tetapi juga secara progresif mengadopsi metode pencegahan inovatif, termasuk vaksinasi dan nyamuk ber-Wolbachia. Implementasi kebijakan ini memerlukan kolaborasi yang kuat antara sektor publik dan swasta.
"Karena kami menyadari bahwa kasus dengue di Indonesia tidak bisa hilang begitu saja walaupun berbagai program PSN telah kita terapkan mulai dari larvasida, fogging fokus, penerapan Gerakan 3M Plus, Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, dan lain sebagainya," lanjutnya. Untuk itu, Kemenkes mendorong masyarakat untuk terlibat aktif dalam penerapan strategi ini. Dengan adanya pendekatan inovatif yang kini semakin dapat diakses, diharapkan setiap lapisan masyarakat dapat memperoleh perlindungan lebih kuat dari bahaya dengue. Lebih jauh dr. Fadjar mengapresiasi inisiatif dan komitmen pemerintah daerah yang terus berinovasi untuk memperkuat pencegahan dan pengendalian dengue di wilayah masing-masing. Dia menekankan bahwa peran aktif pemerintah daerah, bersama masyarakat, sangat penting untuk mencapai tujuan ‘Nol Kematian Akibat Dengue tahun 2030’.
Program vaksinasi publik pertama untuk dengue di Indonesia, diinisiasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur melalui program regional dengan menargetkan 9.800 anak-anak sekolah dasar di Kota Balikpapan, disusul Kota Samarinda dengan 2.750 anak dan Kabupaten Probolinggo, yang diinisiasi oleh Dinas Kesehatan setempat, kepada 1.120 anak. "Kalimantan Timur menjadi provinsi pertama yang meluncurkan program publik vaksinasi dengue, diikuti oleh daerah lain untuk melindungi warganya," ungkapnya. Sementara itu, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht, menyampaikan, semua orang berisiko terkena dengue sepanjang tahun, terlepas dari di mana mereka tinggal, usia, atau gaya hidup mereka. Tidak hanya itu, selain mengancam jiwa, penyakit ini juga menimbulkan beban yang signifikan. "Untuk melawan dengue, pencegahan memegang peran penting. Ada tiga hal yang dapat kita lakukan bersama, yaitu mengedukasi diri sendiri dan orang lain seputar dengue serta pencegahannya, mengendalikan nyamuk dengan menerapkan 3M Plus, serta memanfaatkan metode pencegahan inovatif,” kata Andreas dalam acara PENTALOKA Nasional ADINKES 2024 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES) pada 5-7 November 2024 di Yogyakarta. Takeda menghadirkan sesi diskusi panel bertajuk “Efektivitas Vaksinasi untuk Pengendalian Dengue” pada hari kedua, di mana para pakar berbagi wawasan kepada tenaga kesehatan lain, seputar pentingnya intervensi inovasi dalam mencegah penyebaran, serta keparahan infeksi dengue. Spesialis Anak dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), DR. dr. Ida Safitri Laksanawati, Sp.A(K), menyampaikan masih adanya miskonsepsi seputar dengue yang beredar di tengah masyarakat. Hal itu karena banyak pasien atau orang tua yang beranggapan bahwa apabila mereka atau anak mereka sudah pernah terkena dengue, maka akan kebal dan tidak bisa terjangkit lagi. "Padahal, faktanya tidak demikian, manusia dapat terjangkit dengue lebih dari satu kali, dan biasanya infeksi yang berikutnya justru berisiko lebih parah, bahkan bisa berujung kematian," tegasnya.