20 Ribu Ekor Ikan Larangan, Dilepas di Air Nelas
Bupati Seluma, Erwin Octavian, SE lepas ikan larangan--radarseluma.bacakoran.co
" Saya membentuk wisata ini termotivasi dari Sumatera Barat, kebetulan di Desa kami dialiri aliran sungai nelas sehingga saya berinisiatif untuk mengadopsi wisata ini untuk diterapkan di desa kami, " Kata Untung Putra Jaya
Lanjut Untung Putra Jaya, dengan dilaksanakan kegiatan pelepasan ikan larangan, mulai hari ini peraturan untuk tidak mencari atau menangkap ikan dalam bentuk apapun mulai berlaku.
" Secara resmi mulai hari ini, apapun jenis ikan yang ada di dalam sungai nelas sepanjang 3 kilometer ini tidak dapat diambil. Jika dilanggar maka siap terima konsekuensinya, " Ujarnya
Dijelaskanya, Ikan larangan ini diadopsi dari Sumatera Barat yang merupakan mitologi dari suku minangkabau yang itu tidak boleh dipancing dan dimakan.
Ikan larangan biasanya hanya boleh ditangkap pada hari-hari tertentu, seperti hari raya keagamaan atau acara adat.
Tradisi ikan larangan memiliki beberapa filosofi yang terkandung di dalamnya.
Filosofi yang paling utama adalah pelestarian lingkungan. Dengan adanya larangan menangkap ikan di suatu lokasi, maka ikan-ikan di lokasi tersebut dapat berkembang biak dengan baik. Hal ini akan membantu menjaga kelestarian sumber daya alam.
Selain itu, tradisi ikan larangan juga memiliki filosofi persatuan dan kegotongroyongan. Tradisi ini biasanya dilaksanakan secara bersama-sama oleh seluruh masyarakat.