Radar Seluma.Bacakoran,co

Asal Mula Budaya Sekujang, Salah Satu Budaya Ikonik Seluma

Sekujang budaya ikonik Seluma--radarseluma.bacakoran.co

 

Di tengah keraguan tersebut, akhirnya Pasirah Mustafa memutuskan bahwa yang berkeinginan pindah diperbolehkan dan nanti akan dipimpin dirinya. Warga yang ingin pindah mempersiapkan diri dan perbekalan untuk berangkat. Warga masyarakat petalangan Padang Capo pindah dari kampungnya secara besar-besaran. Perpindahan ini juga diikuti beberapa masyarakat yang dulunya tidak ikut membunuh anak Harimau karena ada kaitan secara kekeluargaan.

 

Pasirah Mustapa juga pindah ikut rombongan karena Ia merasa bertanggung jawab sebagai pemimpin warga. Pasirah tetap memberikan arahan dan semangat warga agar tidak putus asa dengan kejadian luar biasa yang menimpa Petalangannya. Untuk memimpin warga Petalangan Padang Capo yang tinggal, Pasirah Mustafa menunjuk Ujang anaknya.

 

Kepergian sebagian besar masyarakat ini sangat menyedihkan di antara kedua bela pihak yang mau pindah atau yang masih tetap tinggal. Penduduk yang ingin pindah pun berangkat hanya mengikuti langkah kaki belum tahu tujuan yang jelas, apalagi harus berpisah dengan Ujang dan beberapa warga yang terkenal baik lainnya. Sedangkan yang ditinggalkan sedih karena akan berpisah dengan saudaranya dalam waktu yang lama atau bahkan bisa jadi berpisah selama-lamanya.

 

Ujang harus berpisah dengan ayahnya Pasirah Mustafa. Selama ini, ia belum pernah berpisah dengan ayahnya. Meskipun berpisah, namun ayahnya merasa yakin dengan kepribadian dan bekal yang dimiliki Ujang. Ujang sudah menjadi pribadi yang baik dan siap untuk hidup dan bermasyarakat dimanapun.

 

Ujang sangat sedih dengan perpindahan warga petalangannya. Selain berpisah dengan Ayah tercinta dan warga petalangannya, Ia juga berpisah dengan wanita pujaan hatinya Idut. Idut  pindah ikut ayah dan ibunya serta keluarga besarnya. Berat memang bagi Ujang dan Idut untuk berpisah. Berpesanlah Idut pada Ujang, “Dang Ujang walaupun kita dipisahkan oleh jarak, namun kalau  Tuhan menghendaki kita berjodoh pasti akan ketemu juga”. Dengan rasa sedih Ujang pun merelakan kepergian Idut, “Ding Idut, pergilah bersama orang tuamu, jaga dirimu baik-baik, jangan lupa terus berbuat baik, selalu beribadah, dan semoga Tuhan selalu mendengar doa-doa kita”.

 

Pada hari yang sudah ditentukan, berangkatlah rombongan warga petalangan Padang Capo meninggalkan tempat kelahiran mereka. Mereka berjalan ke arah Selatan, namun tidak tahu tujuan yang jelas. Perpindahan ini terjadi hanya dalam waktu 1 hari saja. Masyarakat pergi di bawah pimpinan Pasirah Mustafa.

 

Setelah kepergian warga petalangan Padang capo, tinggallah beberapa orang saja. Akhirnya, Ujang sebagai pemimpin memulai hidup baru dengan kondisi pertalangan yang sepi. Namun dalam dirinya Ujang mempunyai keinginan suatu saat nanti ia bisa mencari dan menemukan kembali orang sepetalangan dengannya.

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan