Waspadai PPOK, Penyakit Paru Obstruksi Kronis
Kepala Dinkes, Bengkulu Selatan, Didi Ruslan M.Si Saat Mengedukasi Masyarakat Perlu Mengetahui PPOK Penyakit Paru Obstruksi Kronis,-RadarSeluma.bacakoran.co--
koranradarseluma.net,- Dinas Kesehatan (Dinkes) mengajak masyarakat mengenali Penyakit Paru Obstruksi Kronik atau sering disingkat PPOK dimana merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru-paru yang berlangsung lama. Penyakit ini menghalangi aliran udara sehingga menyebabkan penderita mengalami kesulitan dalam bernafas.
Kepala Dinkes, Bengkulu Selatan, Didi Ruslan M.Si menuturkan bahwa masyarakat perlu untuk mengetahui PPOK Penyakit Paru Obstruksi Kronis dimana
penyakit ini merupakan kombinasi dari dua penyakit pernafasan yaitu bronchitis kronis dan emfisema.
"Bronkhitis kronis adalah infeksi pada saluran pernafasan yang menuju paru-paru yang menyebabkan penyempitan dinding bronkus dan peningkatan produksi mucus/cairan di saluran pernafasan sementara Emfisema adalah kondisi rusaknya kantung-kantung udara (alveoli) pada paru-paru yang terjadi secara bertahap,"gumam Didi.
BACA JUGA:Jalan Lingkungan Digenangi Lumpur, Warga Pagar Dewa Butuh Hotmix
BACA JUGA:Akte Kelahiran Identitas Anak
Dikatakan Didi, faktor penyebab obstruksi jalan nafas, yakni pembengkakan bronki, produksi lendir yang berlebihan, dinding alveoli mengalami kerusakan.
"Perokok aktif maupun pasif merupakan faktor utama penyebab PPOK,"ujar Didi.
Usia, PPOK akan berkembang secara perlahan selama bertahun-tahun. Gejala penyakit umumnya muncul pada pengidap yang berusia 35-40 tahun. Misalnya asap kendaraan bermotor, debu jalanan, gas buangan industry, briket batu bara, debu vulkanik, gunung meletus, asap kebakaran hutan, asap obat nyamuk bakar, asap kayu bakar, asap kompor, polusi ditempat kerja dan gas.
"Jika memiliki anggota keluarga yang PPOK, maka penderita memiliki resiko yang lebih tinggi untuk terkena penyakit yang sama,"kata Didi.
Ia menuturkan pengobatan pada PPOK tergantung tingkat keparahannya, diantaranya perubahan gaya hidup
menghindari asap rokok dan iritan lainnya di udara, seperti debu, asap pembakaran, dan bahan kimia beracun.
"Dengan olahraga bisa memperkuat otot diantara paru-paru dan perut yang membantu Anda bernapas.
Pola makan, porsi lebih kecil, minum vitamin, suplemen mineral, istiharat cukup dapat membantu mengurangi gejala PPOK. Sementara rehabilitasi paru dapat meningkatkan kemampuan beraktivitas sehari-hari, dan meningkatkan kualitas hidup,"demikian Didi.(yes)