Perempuan yang menikah pada usia muda sering kali merasa lebih terisolasi secara sosial dan ekonomi. Mereka pun menjadi lebih sulit mencari bantuan atau melarikan diri dari hubungan yang tidak sehat atau berbahaya. Kekerasan yang dialami di usia muda dapat memiliki dampak fisik maupun emosional dalam jangka panjang. Oleh sebab itu, kamu perlu Mengenal Bentuk Kekerasan dalam Rumah Tangga dan Cara Menyikapinya.
5. Ketidaksiapan dalam mengasuh anak
Mereka yang menikah dan memiliki anak pada usia dini juga cenderung belum siap untuk mengasuh anak. Remaja yang belum matang secara emosional mungkin tidak memiliki keterampilan dan kesiapan untuk merawat serta mendidik anak dengan baik.
Hal ini lantas memengaruhi perkembangan anak, baik secara fisik maupun mental.Kurangnya pengalaman dan pengetahuan dalam pengasuhan anak juga dapat meningkatkan stres bagi orang tua muda.
Pada gilirannya, kondisi ini bisa menyebabkan masalah dalam hubungan antara orang tua dan anak. Anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua yang menikah terlalu muda mungkin juga menghadapi tantangan sosial dan emosional.
Terutama jika orang tua mereka sendiri masih berjuang dengan masalah kematangan emosional.
6. Merasa terisolasi dan terbatas secara sosial
Pernikahan dini juga dapat menyebabkan isolasi sosial, terutama bagi perempuan. Dalam banyak kasus, perempuan yang menikah dini harus menjalani peran domestik dan hanya berkutat dalam pekerjaan rumah.
Kondisi ini tentu mengurangi kesempatan mereka untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial, pendidikan, dan ekonomi. Akibatnya, mereka merasa terisolasi dan lebih rentan terhadap depresi.
Remaja yang menikah dini mungkin merasa sulit untuk menjaga hubungan dengan teman sebaya mereka. Ini karena, kehidupannya telah berubah secara drastis dibandingkan dengan teman-teman mereka yang masih mengejar pendidikan atau pengalaman lainnya. Itulah penjelasan seputar pernikahan yang perlu kamu ketahui. Jika mengalami masalah akibat pengalaman pernikahan dini.