Koranradarseluma.net - Pernikahan adalah sebuah komitmen besar yang mengikat dua insan ke dalam hubungan jangka panjang. Namun, keputusan untuk menikah tidak bisa hanya berdasar rasa cinta dan ingin bersama saja.
Ada sejumlah hal yang perlu dipertimbangkan sebelum melangkah ke jenjang lebih serius. Misalnya, dari segi usia, kematangan emosional, fisik, finansial, agama dan sosial.
Dalam beberapa budaya, pernikahan dini masih menjadi praktik yang cukup umum. Padahal, berbagai lembaga kesehatan dan undang-undang telah menetapkan batasan umur untuk sejumlah pertimbangan.
Sebab, telah banyak kasus yang membuktikan kalau pernikahan dini dapat membawa berbagai dampak fisik maupun mental pasangan yang menjalaninya. Simak informasi lebih dalam seputar pernikahan dini!
Apa Itu Pernikahan Dini?
Pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh sepasang atau salah satu pihak yang belum mencapai usia dewasa. Di berbagai negara, termasuk Indonesia, batas usia minimal untuk menikah umumnya adalah 18 tahun.
Di bawah usia tersebut, seseorang masuk kategori pernikahan dini. Praktik ini umumnya melibatkan anak-anak atau remaja yang masih berada dalam tahap perkembangan fisik dan emosional. Fenomena pernikahan dini tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang, tetapi juga masih ditemukan di beberapa daerah di negara maju, meskipun angkanya lebih rendah. Banyak faktor yang mendorong terjadinya pernikahan dini, seperti tekanan sosial, faktor ekonomi, kehamilan yang tidak direncanakan, serta pengaruh tradisi atau budaya tertentu.
Dalam banyak kasus, pernikahan pada usia yang terlalu muda sering kali membawa dampak negatif yang serius bagi pasangan, terutama bagi pihak perempuan. Pahami lebih dalam tentang Relationship – Pengertian, Jenis, dan Manfaatnya berikut ini.
Risiko Pernikahan Dini
Lantas, apa saja dampak dari pernikahan dini? Berikut berbagai risiko yang bisa terjadi saat seseorang melakukan pernikahan dini:
1. Memengaruhi kesehatan fisik
Salah satu risiko yang paling kentara dari pernikahan dini adalah dampak buruk terhadap kesehatan fisik, terutama bagi remaja perempuan. Tubuh yang belum sepenuhnya matang secara fisik nantinya bisa mempersulit kehamilan atau persalinan.