Koranradarseluma.net - Kue Putu Bambu makanan tradisional terbuat dari tepung beras, gula merah, dan kelapa parut, dikukus menggunakan bambu sebagai cetakan.
Namun, lebih dari sekadar makanan, kue putu membawa filosofi mendalam yang terkandung di dalam proses pembuatannya dan bentuknya, memiliki sejarah yang panjang dan kaya.
Meski terkenal di Sumatera dan menjadi jajanan tradisional yang populer, Kue ini berasal dari Jawa, namun juga populer di berbagai negara lain di Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Filipina.
Tradisi Jawa, kue putu bambu sering dihidangkan dalam berbagai upacara adat dan perayaan agama. Kue ini mencerminkan nilai-nilai luhur budaya Jawa dan simbolisasi spiritual yang mendalam.
Yang mana Proses pembuatan kue putu dimulai dengan mencampurkan tepung beras dengan air hingga menjadi adonan yang bisa dibentuk.
Kemudian dimasukkan ke dalam cetakan bambu bersamaan dengan isian gula merah dan kelapa parut. Setelah itu, cetakan bambu ditempatkan di atas panci pengukus, dan kue putu dikukus hingga matang.
Meski tampak sederhana, proses pembuatan kue putu sebenarnya melambangkan kesabaran dan ketelatenan.
Sementara ketelatenan diperlukan dalam menyiapkan bahan-bahan dan memastikan setiap langkah dilakukan dengan benar. Ini mencerminkan filosofi hidup masyarakat Jawa yang menekankan pentingnya kesabaran dan ketelatenan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Meskipun bahan-bahan ini berbeda, mereka bisa menyatu dengan sempurna untuk menciptakan kue yang lezat dan menarik. Ini adalah refleksi dari konsep keharmonisan dalam masyarakat, di mana perbedaan dihargai dan diakui sebagai bagian penting dari keseluruhan.
Secara keseluruhan, kue putu bukan hanya sekedar makanan tradisional yang lezat. Kue ini juga menawarkan wawasan mendalam tentang filosofi hidup, nilai-nilai budaya, dan simbolisme yang dihargai oleh masyarakat Jawa dan Indonesia pada umumnya.