Sebelumnya diprediksi naiknya harga kopi akan terus bertahan hingga tahun depan oleh Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Bengkulu. Prediksi mengacu disebabkan komoditi petani kopi di Vietnam dan Brazil banyak mengalami kegagalan panen. Hanya saja kenaikan harga kopi tak bertahan lama seperti yang diprediksikan.
Terpisah Ilham, petani kopi di Curup Utara mengungkapkan saat ini harga jual kopi asalan atau pelangi di tingkat petani sudah berkisar antara Rp51.000 hingga Rp 55.000 per kilogram bahkan sempat dibawah Rp 50 ribu.
Menurutnya, penurunan harga yang signifikan ini kemungkinan besar disebabkan kebijakan industri besar yang untuk sementara menghentikan pembelian kopi dari petani.
Dalam menghadapi situasi ini, ia menyarankan sesama petani kopi untuk tidak tergesa-gesa menjual hasil panen mereka. Menurutnya, solusi jangka pendek yang ideal adalah menunda penjualan stok kopi sambil menunggu harga kembali stabil.
“Kalau sudah dijemur, kopi ini dalam bentuk green bean bisa disimpan sambil menunggu harga kopi naik lagi. Perkiraan kami harga kopi akan kembali naik pada September 2024,” tambahnya.
Ilham juga menegaskan bahwa penjualan kopi sebaiknya hanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan mendesak, sementara sebagian besar hasil panen dapat disimpan hingga harga membaik.
Dengan demikian petani dapat menghindari kerugian lebih lanjut akibat fluktuasi harga.
Penurunan harga kopi ini menjadi tantangan bagi para petani di Pagaralam. Namun, dengan strategi yang tepat seperti menunda penjualan diharapkan para petani dapat tetap mendapatkan keuntungan optimal dari hasil panen mereka.