Harga Emas, Kembali Cetak Rekor Tertinggi
![](https://radarseluma.bacakoran.co/upload/675635b40cdb47e98a85b400244f4caa.jpg)
Emas Antam--radarseluma.bacakoran.co
Koranradarseluma.net - Harga emas kembali mencetak rekor tertinggi pada Selasa (4/2/2025), didorong oleh meningkatnya minat investor terhadap aset safe haven setelah China menerapkan tarif balasan terhadap Amerika Serikat (AS) sebagai respons atas kebijakan tarif yang diberlakukan Presiden Donald Trump.
Dari dalam negeri, harga emas Antam hari ini, Rabu (5/2/2025), kembali mencatat rekor tertinggi setelah naik sebesar Rp 13.000 menjadi sebesar Rp 1,663 juta per gram. Dilansir dari Reuters, harga emas spot mengalami kenaikan sebesar 1,1% menjadi US$ 2.844,56 per ons, setelah sebelumnya sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa di US$ 2.845,14 pada awal sesi perdagangan. Sementara itu, harga emas berjangka AS ditutup menguat 0,7%, mencapai US$ 2.875,80.
Meskipun dolar AS sempat menguat pada awal pekan, pelemahannya baru-baru ini turut mendukung kenaikan harga emas. Dolar melemah 0,9%, sehingga membuat emas lebih terjangkau bagi investor yang menggunakan mata uang lain.
Diketahui, China memberlakukan tarif terhadap barang impor AS sebagai respons cepat atas kebijakan tarif baru yang diterapkan oleh Trump. Langkah ini semakin memperburuk ketegangan perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia, meskipun Donald Trump memberikan kelonggaran tarif kepada Meksiko dan Kanada.
Pemerintahan Trump yang terus menerapkan kebijakan perdagangan agresif juga meningkatkan risiko inflasi. Tiga pejabat Federal Reserve telah memperingatkan hal ini. Salah satu dari mereka menyatakan ketidakpastian terkait prospek inflasi bisa menjadi alasan untuk memperlambat pemangkasan suku bunga.
Di sisi lain, emas batangan tetap menjadi aset yang banyak dipilih sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian geopolitik, meskipun kenaikan suku bunga dapat mengurangi daya tariknya karena tidak memberikan imbal hasil.
Mengomentari tren pasar, analis senior di Kitco Metals Jim Wyckoff menyampaikan, mengingat tingginya ketidakpastian akibat kebijakan AS saat ini, ditambah dengan potensi bank sentral global meningkatkan cadangan emas untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS, harga emas bisa mencapai US$ 3.000 pada tahun ini.