Tenun Bumpak Desa Kampai Talo, Tak Lagi Operasi, Kades Berharap Produksi Sarung Tradisional Kembali Berjalan
Alat tenun--Koranradarseluma.net
Koranradarseluma.net - Desa Kampai, Kecamatan Talo, dikenal sebagai salah satu sentra pengrajin kain tenun tradisional khas yang disebut sebagai Tenun Bumpak. Kain ini memiliki keunikan tersendiri dengan corak dan teknik pembuatan yang diwariskan secara turun-temurun.
Salah satu produk utama dari tenun ini adalah sarung tradisional, yang menjadi simbol budaya sekaligus sumber pendapatan masyarakat setempat. Disampaika Kades Burhadi dikonfirmasi kemarin (26/12) beberapa waktu Tenun sempat berjalan. Bahkan dikunjungin Tim Pemeriksa Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DKI) Kementeri Hukum dan HAM Republil Indonesia RI. Dalam rangka pemeriksaan Subbstantif Indikasi Geografil Tenun Bumpak Seluma di Desa Kampai.
Yang dihadiri langsung oleh perwakilan kementeri Hukum dan HAM Dr. Mariana Molnar Gabor Warna, SH. MH. Untuk mendapatkan Sertifikasi bahkan sampai sekarang juga belum menerima Sertifikasi dari hasil pemeriksaan dari tim tersebut. Pada saat ini Tenun sedang tak berjalan lantaran karena berbagai kendala.
"Berharap agar tenun bumpak yang di Desa Kampai bisa segara berjalan dan juga bisa mendapatkan sertifikasi dari hasil pemeriksaan dari Tim Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DKI) Kementeri Hukum dan HAM Republil Indonesia RI beberapa waktu lalu. Tenun Bumpak Seluma merupakan warisan budaya yang telah diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Beberapa waktu terakhir, proses produksi Tenun Bumpak mengalami hambatan. Sejumlah pengrajin mengeluhkan keterbatasan bahan baku, minimnya regenerasi tenaga kerja yang terampil, serta pemasaran yang belum maksimal. Hal ini membuat aktivitas menenun di desa tersebut perlahan menurun," terang kades.
Kades yang peduli terhadap kelestarian warisan budaya ini, menyatakan harapannya agar produksi Tenun Bumpak dapat kembali berjalan normal. Menurutnya, keberlanjutan kerajinan ini sangat penting, tidak hanya untuk menjaga identitas budaya daerah, tetapi juga sebagai sumber penghasilan utama bagi sebagian besar warga desa. “Kami berharap ada dukungan dari berbagai pihak untuk membantu mengatasi kendala yang dihadapi para pengrajin. Ini bukan hanya tentang ekonomi, tetapi juga tentang menjaga tradisi dan budaya yang telah ada sejak lama,” terang Burhadi. Berbagai upaya sedang direncanakan untuk menghidupkan kembali produksi Tenun Bumpak shalat bisa terus berjalan sesuai dengan harapan. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Tenun Bumpak Desa Kampai Talo dapat kembali berjaya, memberikan manfaat ekonomi, dan menjadi kebanggaan budaya masyarakat setempat khusus di kabupaten Seluma “semua harus bekerja sama agar tenun khas desa ini tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang lebih baik.
"Proses pembuatannya dimulai dari pemilihan serat alami yang berkualitas tinggi, seperti kapas atau sutera, yang kemudian dipintal menjadi benang yang halus dan kuat. Kelompok pengrajin mengatur benang tersebut pada alat tenun tradisional yang disebut dengan alat tenun pakan. Dirinya mengaku memang proses Tenun asli tidak muda tentu membutuhkan proses yang panjang agar hasilnya lebih baik. Supaya hasilnya menimbulkan keunikan seperti pada motifnya ynag bervariasi, motifnya juga berbeda-beda sesuai benang ada motif alam, flora, fauna, hingga motif heometrj yang rumit. Disamping itu warna yang di gunakan harus pilihan. Menurutnya produksi Tenun Bumpak Seluma, Talo ini bisa memberikan dampak positif bagi ekonomi masyarakat.