5 Deretan Kasus Korupsi Dana Desa di Bengkulu, Pentingnya Penggunaan Akal Sehat

Ilustrasi Kepala Desa Korupsi, - radarseluma.bacakoran.co--
Koranradarseluma.net – Kasus korupsi dana desa di Bengkulu terus menjadi sorotan. Sejumlah kepala desa ditangkap karena menyalahgunakan anggaran yang seharusnya digunakan untuk pembangunan desa dan kesejahteraan masyarakat. Berikut 5 kasus korupsi dana desa yang mencuat di Bengkulu.
Kades Air Kati Korupsi Rp500 Juta untuk Menikah Lagi. Kasus mengejutkan terjadi di Desa Air Kati, Kabupaten Rejang Lebong. Mantan kepala desa (FS) menyelewengkan dana desa sebesar Rp500 juta untuk keperluan pribadi, termasuk biaya pernikahan siri. Setelah buron dua tahun, ia akhirnya ditangkap pada Januari 2025.
Kades Gunung Kaya Ditahan atas Kasus Korupsi Rp.611 Juta. Di Kabupaten Kaur, Kepala Desa Gunung Kaya (YY), bersama perangkat desa (AG), melakukan tindak korupsi dana desa tahun 2022 dan 2023 dengan total kerugian negara Rp.611 juta. Keduanya resmi ditahan oleh Kejaksaan Negeri Kaur pada Oktober 2024.
Kades Talang Renah dan Anak Kandung Jadi Tersangka. Di Bengkulu Utara, Kepala Desa Talang Renah (SA), bersama anaknya (GU), yang juga menjabat sebagai Sekretaris Desa, menyelewengkan dana desa tahun 2023. Kerugian negara ditaksir mencapai Rp280 juta, dan keduanya telah ditetapkan sebagai tersangka pada Oktober 2024.
BACA JUGA:Bahaya Minuman Keras Bagi Kesehatan dan Kehidupan Sosial
BACA JUGA:Manfaat, Kandungan dan Cara Konsumsi Buah Naga
Kades Jabi Korupsi Rp413 Juta, Ditahan Kejari Bengkulu Utara. Kasus lain terjadi di Desa Jabi, Kecamatan Napal Putih, Bengkulu Utara. FA, Kepala Desa Jabi, diduga menyelewengkan Rp413 juta dari dana desa tahun 2021. Ia akhirnya ditahan oleh Kejaksaan Negeri Bengkulu Utara pada Agustus 2022.
Kades Kota Lekat Mudik Ditahan atas Korupsi Rp287 Juta. Di Desa Kota Lekat Mudik, Bengkulu Utara, LA, Kepala Desa setempat, diduga melakukan korupsi dana desa tahun 2021 dengan kerugian negara Rp287 juta. Ia ditetapkan sebagai tersangka dan resmi ditahan pada November 2023.
Pentingnya Pengawasan Dana Desa dalam kasus-kasus ini menunjukkan bahwa penyelewengan dana desa masih marak terjadi. Oleh karena itu, pengawasan yang lebih ketat dari pemerintah serta partisipasi aktif masyarakat dalam mengawal penggunaan dana desa sangat diperlukan agar anggaran benar-benar digunakan untuk kemajuan desa, bukan kepentingan pribadi pejabat desa yang korup.
BACA JUGA:Cara Mengatasi Asam Lambung atau GERD, Cepat dan Efektif
BACA JUGA:Tips Mengatasi Mual, Saat Awal Kehamilan