Radar Seluma.Bacakoran,co
Banner Bawaslu Seluma

Jejak perjalanan sang Pejuang, Abdur Rahim Damrah

Abdur Rahim Damrah,-radarseluma.bacakoran.co--

radarseluma.net,-Abdur Rahim Damrah merupakan anak dari pasangan Damrah Mualif dan Rukiah. Abdur Rahim Damrah lahir di Tais (Bengkulen) masa itu, pada 17 Januari 1922. Ayahnya seorang pendidik yang menjabat sebagai kepala Sekolah Rakyat (SR) di Manna (Bengkulu Selatan) pada masa itu, adapun Ibu beliau adalah  seorang ibu rumah tangga biasa yang sibuk mengurusi rumah dan keluarga. Abdur Rahim Damrah yang seorang anak dari kepala Sekolah Rakyat (SR) di Manna, membuat beliau dikenal masyarakat sekitar.

pada masa kemunculan jepang sebagai kekuatan dominan di wilayah Asia Tenggara dengan menyusun slogan “Jepang Pelindung Asia, Jepang Pemimpin Asia, Jepang Cahaya Asia”. Slogan ini sebagai bentuk propaganda jepang yang berkeinginan menarik simpatik masyarakat lokal untuk mendukung mereka dalam memperluas dan mempertahankan daerah kekuasan dan jajahannya, sekilas memang terdengar baik penggunaan slogan tersebut.

Tetapi kenyataannya tidak seperti yang diharapkan, karena Jepang terus melakukan penjajahan di wilayah wilayah Indonesia terkhususnya bengkulu Selatan pada masa itu yang menurut mereka hasil sumber daya alam wilayah tersebut dapat memberikan keuntungan. Dari semua propaganda dan sikap Jepang yang sangat kasar dan semenamena terhadap penduduk Bengkulu Selatan, tokoh-tokoh beserta pemuda Manna berdiskusi untuk mengusir dan melawan penjajahan jepang. Ada banyak tokoh tokoh masyarakat yang berani melawan penjajahan Jepang diantaranya, Abdur Rahim Damrah. 

Salah satu keuntungan penjajahan jepang yaitudi bidang pendidikan dan keterampilan yang diperoleh rakyat Bengkulu dari Jepang ialah keterampilan kemiliteran. Pembentukan Gyugun dan Heiho ini juga salah satu upaya Propaganda pertahanan Jepang,namun di manfaat kan umtuk oleh masyrakat bengkulu selatan untuk menyusun dan mempertahan kan kemerdekaan Indonesia nantinya . Banyak pemuda Bengkulu yang bergabung pada Gyugun di Lahat, Pagaralam dan Kepahyang. Para pemuda yang sudah dilatih di satuan militer tersebut membentuk karakter pemuda yang cerdas dan terampil dalam bidang kemiliteran.

BACA JUGA:Apakah Penyakit Ginjal Bisa Sembuh? Berikut Penjelasan Para Ahli

BACA JUGA:HONOR Is Comback To Indonesia!!, Siap Hadirkan Beragam Produk Inovatif?

Para pemuda inilah nanti yang berjuang melawan penjajahan Jepang di bengkulu, berjuang merebut senjata senjata Jepang, merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Abdur Rahim Damrah adalah salah satu dari anggota Gyugun. Ia menunggu waktu yang baik untuk mengambil langkah yang tepat mencapai usaha kemerdekaan Indonesia, detik-detik proklamasi akhirnya tiba juga, ketika proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Soekarno – Hatta di Pegangsaan Timur Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945 tersebar sampai ke Kota Bengkulu, yang tentunya daerah-daerah pelosok pada saat itu yang jauh dari Kota Bengkulu belum mendapatkan informasi kemerdekaan tersebut. Dari sini peranan sosok Perjuangan Abdur Rahim Damrah Mulai bergerilya dalam menyampaikan kemerdekaan kepada tokoh-tokoh lain nya di pelosok bengkulu. 

Setelah melemahnya pendudukan jepang di Indonesia, Sekutu dan belanda kembali datang dengan niat untuk menguasi tanah bekas jajahan nya yang di rampas jepang. Pada akhir tahun 1944 dan awal tahun 1945, Pulau Enggano menjadi sasaran, karena pulau ini salah satu pusat pertahanan Jepang di Bengkulu. Setelah pulau Enggano, tentara Sekutu juga menyerang pusat pertahanan Jepang di Kota Manna (Bengkulu Selatan). hingga tiba saatnya kekuatan militer Jepang sudah mulai melemah, pada tanggal 14 Agustus 1945, Kaisar Tenno Heika di Tokyo telah mengumumkan pernyataan bahwa Jepang bersedia menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.

Pada akhir pendudukan jepang tahun 1945, Abdur Rahim Damrah menyebar luaskan akan berita mengenai proklamasi kemerdekaan republik Indonesia dan kekalahan jepang. dan masyarakat dan pejuang bersatu dalam mempertahankan kemerdekaan dari belenggu sekutu dan belanda. yang mana pada saat itu tidak tersebar merata di daerah-daerah Bengkulu. Contohnya di Kota Bengkulu, terdengar berita kemerdekaan tersebut pada minggu keempat Agustus 1945 dari mulut ke mulut, kepastiannya belum ditemukan, karena tidak ada penjelasan apa-apa. Sedangkan berita proklamasi kemerdekaan di Bengkulu Selatan dibawa pertama kali oleh Buldani Masik, bekas komandan regu Senapan Mesin Berat (M 23) di Markas Besar Gyugun di Pagaralam.

Abdur Rahim Damrah juga pimpinan Gyugun datang dari Kota Palembang dan bermalam di rumah Hadis Lani di Bengkulu. Abdur Rahim Damrah membawa dua lembar surat kabar Palembang Shinbun yang terbit di Kota Palembang. Dengan adanya surat kabar Palembang Shinbun yang dibawa oleh Abdur Rahim Damrah, membuat lega para pejuang di Kota Bengkulu untuk menginformasikan kebenaran berita kemerdekaan hingga ke daerah pelosok di Bengkulu.

Akhir perjuangan Abdur Rahim Damrah pada masa pendudukan Jepang di Bengkulu Selatan terjadi setelah melakukan konsolidasi dengan para pemuda membahas perebutan kekuasaan Jepang. Setelah melakukan konsolidasi, malam harinya mereka langsung bergerak menyerang Jepang. Tetapi gagal karena kurangnya persenjataan, tenaga dan logistik. Keesokan harinya Jepang mencari orang-orang yang menyerang mereka sebelumnya ke seluruh daerah di Bengkulu Selatan.

mengetahui hal tersebut Abdur Rahim Damrah menyelamatkan diri ke Tanjung Sakti. Jepang memancing Abdur Rahim dengan menahan Ibundanya, mendengar kabar itu Abdur Rahim Damrah pulang ke Bengkulu Selatan, setelah itu ia ditangkap oleh jepang. Tak hanya ditangkap tetapi juga disiksa, proses penyiksaanya sangat tidak manusiawi, kaki dan tangan diikat pakai kawat berduri dengan posisi badan terbalik selama dua hari dua malam di lapangan Merdeka dan di buang ke semak. Abdur Rahim Damrah berhasil di selamatkan oleh rakyat dan merawatnya hingga pulih.

Setelah pulih dari penyiksaan yang hampir saja merenggut nyawa nya yang cukup lama sepanjang tahun 1946 hingga 1949 kembali bergelut pada pertempuran dalam mempertahankan Kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda. Abdur Rahim Damrah berkontribusi dalam berbagai perang, perang terbuka atau pun perang gerilya dalam menumpas Agresi Militer Belanda I dan II. Perjuangan Abdur Rahim Damrah yang sangat totalitas, ia dianugerahi beberapa penghargaan, yaitu Bintang Pahlawan Gerilya, Bintang Perang Kemerdekaan I dan Bintang Perang Kemerdekaan II.

BACA JUGA:Apa Itu Temulawak? Serta Manfaat, Kandungan dan Cara Konsumsi

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan