Koranradarseluma.net - Gerakan Indonesia Optimis (GIO) mengapresiasi langkah Presiden Prabowo Subianto menggelar retret Magelang selamat tiga hari di Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah. GIO menilai langkah Prabowo tersebut merupakan upaya menyatukan langkah para menteri kabinet Merah Putih menuju Indonesia Emas.
Hal ini disampaikan oleh pelopor Gerakan Indonesia Optimis (GIO), Ngasiman Djoyonegoro atau biasa disapa Simon di acara perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-6 GIO di Tebet, Sabtu (26/10/2024). Perayaan HUT ke-6 GIO tersebut mengangkat tema, 'Membangun Karakter Merah Putih untuk Kesuksesan Indonesia Emas 2045'.
Menurut Simon, kegiatan retreat Magelang penting untuk menyatukan langkah para menteri kabinet Merah Putih sebelum bekerja. "Kami mengapresiasi kegiatan retreat Magelang sebagai upaya untuk menyatukan langkah, hati dan pikiran jajaran kabinet merah putih sebelum bekerja," ujarnya.
Simon mengatakan bukan suatu kebetulan perayaan HUT ke-6 GIO bertepatan dengan malam terakhir kegiatan retreat Magelang kabinet Merah Putih. Dia beranggapan ada kesamaan spirit GIO dan kabinet Merah Putih, yakni optimisme menyongsong masa depan.
"Karakter merah putih adalah karakter yang tanggap (responsif, cerdas), tanggon (tangguh), trengginas (lincah), setia kepada bangsa dan negara, tak gentar terhadap tekanan apa pun, dan kuat sehingga harus mulai di-satu-rasakan di antara para menteri yang akan mengurus negeri ini," jelas cendekiawan muda di bidang intelijen, pertahanan dan keamanan ini.
Optimisme menuju Indonesia Emas, kata dia, dapat diraih dengan semangat kebersamaan, dedikasi, dan kesetiaan mutlak kepada bangsa dan negara, sebagaimana tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan retreat Magelang.
"Pada HUT ke-6 GIO ini kita berupaya untuk menyatukan rasa sehingga ada keterhubungan antara rasa yang dibangun dalam momentum retreat Magelang dengan rasa yang dibangun oleh rakyat pada perayaan HUT GIO ke-6. Jika pemimpin dan rakyat telah berada dalam satu rasa, kesuksesan Indonesia Emas 2045 bukan hal yang sulit untuk diraih," tutur Simon menambahkan.
Simon mengungkapkan GIO telah menciptakan momentum untuk membalikkan narasi pesimisme yang muncul menjelang Pilpres pada 2019 lalu. GIO, kata dia, membangun wacana penyeimbang bahwa Indonesia mampu dan bisa untuk terus bertahan menghadirkan masyarakat yang adil, makmur dan maju.
Apalagi, katanya, Indonesia memiliki modalitas dasar bangsa yang sudah kuat, yakni SDM unggul dan sumber daya alam yang melimpah. Selain itu, kinerja pemerintah dalam mengembangkan fondasi pembangunan tak kalah serius dan penting untuk membangun optimisme.
"Modalitas inilah yang perlu dijadikan pijakan untuk memperkuat narasi optimisme di antara kehidupan masyarakat," tandas Simon.
Lebih lanjut, Simon mengatakan salah satu upaya GIO membangun optimisme adalah dengan menginventarisasi modalitas Indonesia yang didokumentasikan dalam buku 'Indonesia Optimis'. Dia pun yakin Indonesia makin optimistis di bawah pemerintahan Prabowo-Gibran dengan kabinet Merah Putih-nya.
"Presiden Prabowo dengan kabinet merah putih, saya kira memberikan perspektif optimisme dalam menjalankan pemerintahan selama lima tahun ke depan. Merah putih menggambarkan karakter nasionalisme, patriotik dan pengabdian kepada bangsa dan negara," ungkap Simon.
Sementara itu, Okki Tirto, akademisi yang juga pemerhati kebudayaan pada kesempatan HUT GIO ke-6 ini menyampaikan tentang pentingnya optimisme dalam konteks membangun budaya bangsa.
“Budaya Indonesia sebagai bangsa sulit untuk dirumuskan karena banyaknya suku bangsa. Tapi itu dapat dicirikan dalam tiga hal, peci hitam, gotong royong dan bahasa Indonesia. Bagi saya, tema HUT ke-6 GIO 'Membangun Karakter Merah Putih untuk Kesuksesan Indonesia Emas 2045' merupakan upaya untuk membangun kekayaan perspektif kebudayaan dalam kerangka optimisme akan masa depan," pungkas Okki.