3. Merasa nyaman bersosialisasi dan tetap memerlukan waktu me time
Ambivert dapat tetap merasa nyaman ketika berada pada keramaian atau sekadar menikmati malam yang tenang di rumah. Misalnya, ketika seorang teman menelepon dan mengajak berkumpul. Seorang ekstrovert kemungkinan besar akan menerima tanpa ragu, sedangkan seorang introvert cenderung menolak. Sementara itu, para ambivert cenderung akan mempertimbangkan pro dan kontra dari aktivitas tersebut. Setelah itu, mereka akan memilih untuk pergi atau tidak.
4. Memiliki sifat empati secara alami
Kepribadian ambivert memiliki rasa empati yang muncul secara alami dalam dirinya. Mereka akan lebih mudah memahami berbagai situasi yang sedang terjadi pada orang lain. Misalnya, jika teman sedang mengalami masalah, seorang ekstrovert akan langsung menawarkan bantuan, sedangkan para introvert akan menjadi pendengar yang baik. Nah, pemilik kepribadian ambivert akan mendengarkan dan menawarkan bantuan yang mungkin dibutuhkan.
5. Dapat memberikan keseimbangan
Dalam lingkungan sosial, kepribadian ambivert dapat memberikan keseimbangan yang sangat dibutuhkan untuk dinamika sosial. Seorang ambivert mungkin adalah orang yang membantu memecah kesunyian yang canggung, serta membuat orang lain yang lebih tertutup merasa nyaman untuk memulai percakapan.
6. Punya banyak teman, tapi sedikit yang dekat
Orang ekstrovert biasanya memiliki banyak teman, sedangkan introvert cenderung hanya memiliki sedikit teman dekat. Sementara mereka yang ambivert memiliki keduanya. Mereka punya jaringan pertemanan dengan orang-orang yang sangat luas, serta memiliki beberapa teman yang sangat akrab