Koranradarseluma.net - Senin (21/10) konflik terjadi antara pihak kuari dan masyarakat desa Talang Alai Kecamatan Air Periukan. Kejadian tersebut usai sampai pukul 00.59 WIB larut malam.
Saat dikonfirmasi kepala desa Talang Alai, Iriaman bahwa pemicu keributan tersebut iyalah pihak kuari diduga melakukan oprasi diam -diam, sedangkan masyarakat masih menolak keberadaan kuari yang dikelola pihak CV. TEW CENTRAL ABADI. Memang masyarakat menolak keras keberadaan kuari yang di kelola pihak CV. TEW CENTRAL ABADI, mediasi sudah dilakukan berulang kali bahkan sampai menurunkan pihak TNI/ POLRI untuk menengahi masalah tersebut.
Masyarakat menyerukan penutupan Kuari Batu merupakan harga mati tanpa ada kesepakatan atau musyawarah lagi, masyarakat menilai bahwa keberadaan kuari tersebut ilegal dan tidak memiliki izin yang jelas. Walaupun ada izin lengkap masyarakat tetap menolak, masyarakat memang menginginkan kuari tersebut tutup permanen.
" Pihak kuari sempat angkut material secara diam-diam, itulah pemicu terjadinya keributan. Seharusnya stop dulu oprasi, karena masyarakat meminta pihak kuari jangan melewati jalan desa namun pihak kuari masih oprasi. Bahkan saat terjadi keributan bubarnya sampai larut malam, tidak sampai ribut, baru dorongan. keributan bisa cepat redam" Ungkap Iriaman, Kamis (24/10).
Dijelaskannya, untuk saat ini kondisi di Desa Talang Alai sudah kondusif, tidak adalagi keributan terjadi. Dan juga mobil angkutan material dari kuari belum ada oprasi lagi angkut material. Pemerintah desa mengharapkan antara masyarakt dan pihak kuari jangan sampai ada lagi keributan, karena hal tersebut membuat situasi desa tidak kondusif.
" Saya tidak bisa membela siapapun, kami sebagai pemerintah desa tidak ingin masyarakat pecah dan terjadi keributan di Talang Alai. Perkara ini juga informasinya sudah saling lapor sampai ke Polda Bengkulu. Saya juga menyarankan kepada pihak kuari seharusnya pihak kuari berenti dulu oprasi, jangan sampai terjadi masalah yang bisa menimbulkan konflik dimasyarakat"jelasnya.