Bacoan Jemo Kito - Beberapa hari terakhir ini, setelah hari raya idul fitri harga TBS (Tandan Buah Segar) sawit mengalami penurunan harga yang cukup signifikan.
Harga sebelumnya per kilogram Rp 2.100 kini harga petani di jual di RAM menjadi Rp 1.850 per kilogram, penurunan harga di pasar cukup besar.
Penurunan harga TBS Sawit tentu mengurangi pendapatan para petani sawit serta akan berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi masyarakat desa.
Weka dikonfirmasi kemarin(21/4) mengatakan penurunan harga sawit berimbas kepada petani dan memengaruhi daya jual beli petani kelapa sawit.
Menurutnya memang harga sawit tidak bisa stabil diangka yang sama. Terkadang naik cukup tinggi dan tiba-tiba juga harga turun drastis. Harga TBS turun drastis menjadi Rp 1.850 per kilogram,
menandai perubahan signifikan dalam pasar kelapa sawit. Penurunan ini memiliki dampak yang signifikan pada para petani kelapa sawit dan industri terkait. "Sebelumnya cukup stabil, kini turunnya cukup signifikan," jelasnya.
BACA JUGA:Merantau dari Medan, Baru Bekerja 4 Hari Tiba-Tiba Pingsan, Karyawan PT AA Meninggal Dunia
Mungkin faktor yang dapat menyebabkan penurunan harga adalah kondisi pasar global yang tidak stabil. Sehingga harga TBS ikut anjlok produksi kelapa sawit dapat menjadi penyebabnya.
Dampaknya langsung terasa bagi petani, karena harga jual yang lebih rendah mengurangi pendapatan mereka yang tidak sesuai dengan harga pemeliharaan dan produksi.
Di sisi lain, Para pelaku usaha TBS merasakan dampak positif dari penurunan harga TBS ini. Karena harga bahan baku yang lebih rendah dapat meningkatkan profitabilitas bagi perusahaan pengolah kelapa sawit. Namun tentu yang dirugikan dalam hal ini adalah petani.
Masyarakat tetap mengharapkan agar, petani dan pemerintah dapat mencari solusi yang berkelanjutan. Diharapkan dengan penurunan harga sawit tidak berkelanjutan dan bisa kembali stabil agar perkembangan ekonomi di masyarakat bisa lebih mereta sehingga para petani tidak mengalami kerugian dan beban hidup sedikig berkurang.