Lagi, Anak 11 Tahun Diduga Meninggal Karena DBD

Kamis 22 Feb 2024 - 16:30 WIB
Reporter : Andry Dinata
Editor : EMA

 

 

Bacoan Jemo Kito - Selang beberapa hari saja usai Dedi Aprianto (33) warga Desa Padang Pelasan, Kecamatan Air Periukan, meninggal dunia pada Selasa (20/2). Diduga akibat terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Kemarin (22/2) anak umur 11 tahun warga Desa Rena Panjang, Kecamatan Lubuk Sandi dikabarkan juga meninggal dunia di rumah sakit M Yunus Bengkulu diduga akibat DBD. Pada Rabu (21/2) malam. 

Dikonfirmasi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Seluma melalui Kasi P2P Septi Erdita menyampaikan dua kasus meninggal dunia tersebut belum dapat dipastikan karena DBD.

Pasalnya, hingga saat ini pihaknya masih terus meminta hasil pemeriksaan laboratorium kepada pihak keluarga. "Jadi untuk yang meninggal dunia baik itu di Padang Pelasan dan yang terbaru di Desa Rena Panjang kita belum dapat pastikan DBD. Namun isunya yang beredar itu DBD," kata Septi, kemarin (22/2).

Septi menyampaikan saat ini petugas Dinas Kesehatan bersama dengan Puskesmas Tumbuan sudah turun ke lokasi.

BACA JUGA:Selain DBD, Waspadai Gigitan HPR Sudah 41 Kasus GHPR, Terbaru di Sidosari

BACA JUGA:6 Orang Hanyut di Sungai Kedurang, 2 Selamat, 1 Meninggal, 3 masih Dicari

Namun mengingat kondisi keluarga sedang berduka pihaknya masih kesulitan untuk meminta hasil pemeriksaan laboratorium. "Kita belum berani menyatakan DBD baru infromasi. Kalau hasil laboratoriumnya nanti trombositnya turun baru bisa kita pastikan DBD," jelasnya. 

Disampaikan Septi jumlah masyarakat yang terjangkit DBD di Kabupaten Seluma saat ini sudah mencapai 89 orang. Seluruhnya sudah ditangani dan sudah dilakukan fogging atau pengasapan. Dari 89 kasus tersebut paling banyak terjadi di Kecamatan Seluma Timur sebanyak 11 orang, Sukamerindu 8 orang, dan terbanyak ketiga di Masmambang 6 orang. "Dari 89 kasus itu seluruhnya sudah ditangani dan sudah fogging," tuturnya.

Dikatakannya, fogging atau pengasapan tidak begitu efektif untuk mengatasi DBD. Bahkan jika dipersentasikan hanya 10 persen saja kemungkinan berhasil mengatasi DBD dengan Fogging. Yang paling efektif itu menurutnya adalah dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk. 

DBD merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup serius dan dapat mengancam nyawa masyarakat. Penyakit DBD sendiri adalah penyakit yang diakibatkan oleh adanya gigitan nyamuk aedes Aegypti yang sangat identik dengan musim hujan di daerah tropis atau subtropis.

Hal ini dikarenakan genangan air yang ada pada lubang atau barang-barang bekas akibat hujan menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Oleh karena itu, penting untuk melakukan berbagai pencegahan yang dapat menghambat atau menghentikan perkembang biakan nyamuk di sekitar lingkungan.

Kategori :