17 Titik Wilayah Pertanian BS Rawan Banjir
BPBD BS--radarseluma.bacakoran.co
Koranradarseluma.net - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bengkulu Selatan (BS) telah resmi merilis titik wilayah pertanian rawan terkena bencana banjir. Sebagaimana data yang diperoleh tidak lain setelah adanya beberapa kejadian bencana alam berupa banjir di lokasi yang dimaksud. Bahkan pihaknya BPBD telah melaksanakan survey di lapangan dan hasilnya menujukan daerah rawan banjir ada 17 titik.
BACA JUGA:Dugaan Rumah Warga Dusun Baru Dibakar OTD, Polsek Belum Terima Laporan
Kepala BPBD BS, Hen Yevi, S.Pi menyebut berdasarkan data yang dirilis oleh BPBD BS setidaknya ada 17 titik wilayah pertanian yang ada di Kabupaten BS masuk sebagai lokasi rawan banjir, dan wilayah ini seharusnya menjadi lokasi prioritas dalam penangan banjir."Hasil surve dan kejadian bencana berulang titik wilayah pertanian di Bengkulu Selatan rawan bencana bajir tersebar di berapa Kecamatan di Bengkulu Selatan, dan bahkan dari dampak kejadian sudah sangat merugikan petani ataupun masyarakat sekitarnya,"ucap Hen.
BACA JUGA:Miris, Selain Honorer DLH, 26 Tenaga Honorer Disnakertrans Seluma juga Belum Gajian, Sudah 4 Bulan
Adapun ke-17 titik yang dimaksudkan diantaranya hamparan sawah di Desa Lubuk Resam Kecamatan Kedurang, Hamparan sawah di Desa Tanggo Raso Kecamatan Pino Raya, Hamparan sawah Desa Ketaping Kecamatan Manna, Hamparan sawah di Desa Ganjuh Kecamatan Pino, Hamparan sawah di seputaran Kecamatan Air Nipis, Bunga Mas, Hamparan Kedurang Ilir."Pihak BPBD dan OPD terkait tengah memikirkan solusi tepat agar kejadian tersebut tidak berulang dan merugikan para petani. Apalagi situasi banjir di hamparan sawah berpotensi merusak tanaman. Meskipun tanaman padi butuh air, namun jika debet air berlebih hingga menyebabkan tanaman akan busuk dan mati,"gumam Hen.
Ia juga menyebut sangat memprihatinkan pada saat banjir terjadi di tepi pantai dan air yang membanjirinya merupakan air laut menyapu bersih hamparan sawah muara sungai Bengkenang beberapa waktu lalu. Hingga belasan hektar tanaman padi masyarakat mati direndam air laut. Meskipun saat ini pihak BPBD telah melakukan upaya pengerukan muara sungai, kejadian serupa tetap berulang dan merugikan para petani. Oleh karena itu, langkah utamanya untuk menuntaskan hal tersebut yakni dengan memperbaiki struktur penahan air dan meningkatkan jalur buang irigasi.