Council of Gen Z, Jadi Ruang Anak Muda Sampaikan Aspirasi Krisis Iklim ke Pemerintah
Gen Z--radarseluma.bacakoran.co
Koranradarseluma.net - Executive Director Generasi Melek Politik (GMP) Neildeva Despendya menyoroti kurang partisipasi anak muda khususnya gen Z di ruang demokrasi di Indonesia.
Neildeva pun berkomitmen menjadi pelopor dalam memperkuat partisipasi anak muda melalui Council of Gen Z (COGZ) dengan mengusung topik 'Kebijakan Krisis Iklim di Pemerintahan Baru: Indonesia Emas Atau Indonesia Cemas?'.
Dia bahkan berupaya mempertemukan gen Z dengan pemerintahan baru, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming agar gen Z bisa menyampaikan aspirasi khususnya soal krisis iklim global yang mengkhawatirkan.
“Ini (COGZ) adalah inisiatif yang bertujuan menciptakan ruang partisipasi politik yang aman dan inklusif bagi anak muda, tidak hanya memberikan ruang diskusi, tetapi juga bertujuan untuk memberdayakan generasi muda agar lebih terlibat dalam politik, memastikan bahwa suara mereka turut diperhitungkan dalam pembuatan kebijakan," ujar Neildeva dalam keterangannya kepada wartawan, Sabtu (5/10/2024).
Neildeva mengingatkan, gen Z menjadi bonus demografi dan terus memegang peran penting untuk masa depan bangsa. Namun saat ini, kata dia, ruang beraspirasi langsung ke pemerintah masih belum tersedia.
"Padahal gen Z adalah generasi yang akan menghadapi dampak langsung dari keputusan hari ini, termasuk di daerah kecil yang sering luput dari perhatian," tandas Neildeva.
Neildeva menilai pemerintah sebatas menjadikan anak muda target audience, tetapi belum benar mendengarkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan. Pasalnya, dalam negara demokratis, budaya dialog terbuka seperti town hall meeting menjadi bagian dari proses politik. Dia pun akan mendorong dialog terbuka gen Z dengan pemerintahan Prabowo-Gibran melalui COGZ.
“Misalnya di Amerika Serikat, Finlandia, Selandia Baru, dan Inggris yang mempunyai Youth Parliament Forum untuk memungkinkan anak muda menyampaikan kritik dan aspirasi langsung kepada pemerintah," kata dia.
"Namun, di Indonesia, budaya dialog semacam ini masih minim, terutama bagi generasi muda yang sering kali tidak mendapatkan ruang yang memadai untuk menyuarakan pandangan mereka,” tutur Neildeva.
Sebagai informasi, COGZ sebelumnya mempertemukan 10 perwakilan gen Z peserta terbaik Academia Politica, yang berasal dari berbagai daerah yakni Kalimantan, Bandung, Yogyakarta, Jabodetabek, dan Sulawesi. Mereka secara langsung telah menyampaikan isu-isu daerah kepada tiga orang perwakilan pemerintah Prabowo-Gibran, yakni Triana Krisandini Tandjung, Gemintang Kejora Mallarangeng, dan Faiz Arsyad.
Merespons hal tersebut, Triana Krisandini mengatakan masyarakat, NGO, perusahaan, dan pemerintah termasuk gen Z memiliki peran yang sama pentingnya dalam membangun kota yang ramah lingkungan tanpa merusak ekosistem yang ada khususnya dalam pembangunan IKN.
"Misalnya dari segi perusahaan, diperlukan transparansi kegiatan industri seperti pencatatan dan pelaporan dampak iklim yang dikeluarkan untuk publik. Dengan demikian, pemerintah dapat membuat regulasi agar kegiatan industri dilakukan secara ramah lingkungan,” kata Triana.
Soal transportasi berkelanjutan, Triana menyebut Indonesia bisa mencontoh Singapura yang berhasil menurunkan hampir setengah emisinya dengan membuat atap di atas trotoar demi kenyamanan pejalan kaki.
“Diperlukan juga transisi dari kendaraan umum dengan bensin menjadi kendaraan umum berbasis listrik demi menurunkan polusi,” tutur dia.