Alissa Wahid, Nilai Pancasila Mampu Tangkal Intoleransi
Isu Politik--radarseluma.bacakoran.co
Koranradarseluma.net - Direktur Nasional Gusdurian Network Indonesia (GNI) Alissa Wahid menyebutkan, Pancasila merupakan ideologi pemersatu bangsa yang mampu menangkal intoleransi dan ekstremisme. Pancasila juga mengakomodasi keberagaman.
Menurut Alisa Wahid, dengan menjaga keseimbangan antara identitas agama, kewarganegaraan, dan kemanusiaan, masyarakat bisa membangun toleransi dan menghindari fanatisme berlebihan yang dapat mengancam persatuan bangsa Indonesia.
"Yang paling penting itu adalah kita selalu mengingat bahwa dalam diri kita itu, pertama, kita adalah penganut agama. Kedua, kita juga punya identitas sebagai warga negara Indonesia. Ketiga, kita bagian dari umat manusia," ucap Alissa, Kamis (3/10/2024).
Alissa Wahid mengatakan, seringkali masyarakat Indonesia disuguhi pemahaman beragama yang menggebu-gebu, tetapi di sisi lain melupakan esensi sebagai sesama manusia yang bertuhan.
Alissa Wahid menegaskan, tindakan ekstremisme sejatinya tidak terkait dengan agama tertentu. Namun, bila dilihat secara komprehensif, agama mayoritas di suatu wilayah akan cenderung lebih banyak melakukan kekerasan yang mengatasnamakan agamanya.
Menurut Alissa Wahid, kondisi tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di negara lain seperti Myanmar yang mayoritas beragama Buddha atau India yang penduduknya banyak menganut agama Hindu.
Di kedua negara tersebut, kata Alissa Wahid, tidak jarang terjadi kasus kekerasan yang dilakukan oleh oknum kelompok agama mayoritas.
Terlepas dari itu, Alissa Wahid berharap agar semua pihak, khususnya pemuka agama di Indonesia baik mayoritas maupun minoritas, dapat memprioritaskan pemahaman moderasi beragama di lingkungannya masing-masing.
Transisi Pemerintah Agar Berjalan Lancar
Alissa Wahid pun mengutip pesan dari Mahatma Gandhi, ‘an eye for an eye will make the world blind’. “Jika orientasi kita ketika berkonflik dengan suatu pihak atau kelompok tertentu dengan saling melukai dan membalas keburukan dengan keburukan, maka penderitaan yang dialami oleh semua pihak yang terlibat tidak akan pernah selesai,” katanya.