Kenali Gejala Limfoma Hodgkin, Banyak Pasien Terkecoh, Akibatnya Fatal
Kenali gejala--radarseluma.bacakoran.co
Intan Khasanah, seorang penyintas Limfoma Hodgkin, menceritakan betapa panjang dan sulitnya perjalanan yang dia tempuh sebelum akhirnya mendapatkan diagnosis yang tepat.
Awalnya Dia didiagnosis Tuberculosis (TB) setelah melalui pemeriksaan biopsi. Saat itu ada dua benjolan seukuran kelereng yang muncul di leher kanan persis setelah terkena demam tinggi selama 3 hari.
Akhirnya, selama delapan bulan, Intan, rutin minum obat sembari melakukan kontrol ke RS. Makin lama kondisi malah kian parah, hingga koma dan masuk ICU.
"Ternyata ketika saya melakukan pengecekan ulang di dokter dan RS berbeda, diagnosis yang muncul adalah Limfoma Hodgkin, dan saat itu sudah terlanjur stadium 4," katanya.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, menekankan pentingnya kolaborasi multi-sektoral untuk memperkuat sistem kesehatan Indonesia.
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan sangat menyambut baik kolaborasi lintas sektor dalam memperbaiki sistem kesehatan di Indonesia.
"Dengan kerja sama yang baik, kita dapat memberikan perawatan yang lebih baik bagi para pasien, termasuk mereka yang menderita Limfoma Hodgkin,” jelas dr. Nadia.
Melalui acara edukasi media ini, PT Takeda Indonesia berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini Limfoma Hodgkin, serta memberikan dukungan bagi para pasien yang berjuang melawan kanker ini.
Head of Patient Value Access PT Takeda Indonesia Shinta Caroline, menegaskan komitmennya mendukung penanganan Limfoma Hodgkin di Indonesia.
Takeda juga terus meningkatkan tatalaksana Limfoma Hodgkin di Indonesia melalui penyediaan obat-obatan yang inovatif dan kolaboratif bersama semua pihak terkait untuk meningkatkan kesadaran masyarakat seputar Limfoma Hodgkin.
"Kami tidak hanya ingin menjadi penyedia solusi kesehatan yang tepercaya, tetapi juga mitra jangka panjang bagi pemerintah, organisasi pasien, asosiasi medis, sektor swasta, dan masyarakat luas," pungkasnya.