Tradisi Pulang Haji, Masyarakat Indonesia, Gelar Syukuran Hingga Arakan
Manasik Haji--radarseluma.bacakoran.co
Menyambut kepulangan peserta ibadah haji, masyarakat Makassar memiliki tradisi yang bernama Mappatoppo Talili. Dilansir dari sulsel.kemenag.go.id, tradisi ini dilakukan dengan cara memakaikan kerudung bagi jemaah haji perempuan dan bagi jemaah laki-laki dipakaikan songkok putih. Tradisi ini dilakukan sebagai wujud rasa syukur dari jemaah haji setelah seluruh rangkaian ibadah haji telah selesai dilakukan.
Tradisi Mappatoppo ini bermakna sebagai bentuk menghargai, menjaga sifat-sifat yang tidak baik dari peserta haji. Tradisi ini dilakukan dengan sujud Syukur menghadap ke Kiblat atau ke Kakbah, lalu orang yang dituakan akan membacakan salawat kepada Nabi lalu meletakkan Songkok Talili di atas kepala peserta haji.
3. Walimatul Naqiah
Mengutip dari kalteng.kemenag.go.id, warga Kanwil menyambut kepulangan peserta haji dengan acara syukuran. Rangkaian kegiatan ibadah haji di Indonesia memiliki beragam tradisi yang dilakukan. Seperti yang dilakukan oleh warga Kanwil Kemenag Kalteng yang menyambut kepulangan peserta haji dengan mengadakan syukuran yang disebut Walimatul Naqiah. Kegiatan syukuran diisi dengan silaturrahmi, penjamuan, syukuran telah melaksanakan ibadah haji, dan ditutup dengan doa bersama.
4. Betawi Pulang Aji
Bagi masyarakat Betawi, menyambut kepulangan perserta jemaah haji memiliki tradisi yang unik. Setelah melakukan berbagai rangkaian tradisi sebelum berangkat haji dan rangkaian ibadah haji lainnya, masyarakat Betawi yang baru pulang haji tidak diperkenankan untuk keluar rumah yang sifanya santai atau kongko-kongko sebelum 40 hari.
Orang Betawi yang telah selesai melaksanakan ibadah haji biasanya akan mengadakan tasyakuran dengan memanggil ustaz dan memberikan tausiyah kepada masyarakat sekitar. Biasanya, masyarakat yang mengunjungi rumah jemaah haji akan mulai sepi setelah dua minggu. Orang Betawi yang telah menunaikan ibadah haji akan dipanggil dengan sebutan Pak Haji atau Ibu Haji. Pemberian gelar ini sebagai tanda bahwa mereka telah menunaikan ibadah haji dan dianggap sebagai bagian dari elit Betawi.
5. Arak-arakan kendaraan di Madura