Radar Seluma.Bacakoran,co

Waspada! Seluma Darurat DBD, Capai 161 Kasus

Fogging guna mencegah DBD ternyata bukan solousi utama--radarseluma.bacakoran.co

 

Bacoan Jemo Kito - Kabupaten Seluma saat ini tampaknya dalam keadaan darurat kesehatan masyarakat. Pasalnya, jumlah kasus demam berdarah di Kabupaten Seluma saat ini dari bulan Januari sampai dengan Maret sudah mencapai 161.

Jumlah tersebut mengalami peningkatan yang signifikan.

Ini tentu harus menjadi perhatian apalagi sudah ada dua orang yang meninggal dunia akibat Demam Berdarah Dengue (DBD).

Perlu aksi dan kesadaran masyarakat juga untuk melaksanakan upaya pencegahan maupun memutus perkembangan nyamuk penyebar DBD dengan melakukan 3M plus. 

"Pada bulan Januari ada 46 kasus, Februari 68 kasus, dan Maret 47 kasus. Jadi totalnya sebanyak 161 kasus," kata Kepala Dinas Kesehatan Seluma Rudi Syawaludin melalui Kabid P2P Mazda, kemarin. 

BACA JUGA:Ternyata...Fogging Bukan Terbaik Solusi Cegah DBD

BACA JUGA:Penyakit Diare 35 Kasus dan DBD 106 Kasus, Dominasi di Seluma

Untuk yang meninggal dunia ada dua orang di Desa Padang Pelasan, Kecamatan Air Periukan satu orang dan Desa Karang Anyar satu orang. "Untuk yang paling banyak kasus DBD di wilayah Kembang Mumpo," sambungnya.

Sementara itu, Bupati Seluma Erwin Octavian, SE mengharapkan agar hal ini menjadi perhatian khususnya tenaga kesehatan agar terus menerus mensosialisasikan kepada masyarakat untuk mencegah DBD. 

Erwin mengharapkan seluruh lapisan masyarakat dan seluruh jajaran pemerintah daerah melakukan upaya kesiapsiagaan. Adapun kegiatan yang dapat dilakukan oleh masyarakat, seperti melaksanakan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk menguras menutup mendaur ulang (PSN 3M Plus).

"Gerakan ini harus dilakukan secara kontinu, atau sekali dalam setiap minggu di lingkungan rumah, sekolah, kantor, tempat-tempat umum, tempat ibadah juga di pemakaman," ujarnya.

Lebih jauh bupati menjelaskan, banyak hal yang dapat dilakukan dalam kegiatan tersebut, misalnya menguras atau membersihkan tempat yang bisa menjadi tempat penampungan air, antara lain seperti bak mandi, gentong, drum, kaleng bekas, ember penampungan air, tatakan dispenser serta yang lainnya.

Selain itu, menutup rapat tempat-tempat penampungan air, kemudian memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan