Krisis Iklim Menggila: Dampak Pemanasan Global, Terumbu Karang Memutih Massal

koranradarseluma.net – Dunia bawah laut tengah menghadapi darurat yang tak bisa lagi diabaikan. Fenomena pemutihan terumbu karang (coral bleaching) kini terjadi secara meluas di berbagai perairan dunia, termasuk Indonesia. Yang paling mencolok dan menyakitkan adalah Raja Ampat, ikon wisata bahari nasional yang kini tak luput dari dampak pemanasan global.

Sejak awal 2023, data dari NOAA Coral Reef Watch mencatat suhu laut mengalami peningkatan signifikan di wilayah tropis. Ini menyebabkan lebih dari 80% terumbu karang dunia mengalami stres termal, dan Indonesia yang berada di pusat segitiga karang dunia (coral triangle) menanggung beban besar dari krisis ini.

Kenapa Karang Bisa Memutih?

Terumbu karang hidup dalam suhu laut yang stabil. Ketika suhu meningkat seperti yang kini terjadi akibat pemanasan global karang mengeluarkan zooxanthellae, alga simbiotik yang memberi warna dan makanan bagi karang. Tanpa alga ini, karang berubah pucat hingga putih, dan jika suhu tetap tinggi dalam jangka waktu lama, karang bisa mati.

Dampak Nyata bagi Indonesia

Hilangnya Habitat Ikan

Karang adalah rumah bagi ribuan spesies laut. Jika karang mati, ekosistem laut bisa kolaps. Nelayan lokal sudah mulai kesulitan menangkap ikan karena populasi mulai berkurang atau berpindah.

BACA JUGA:Dari Darat ke Laut: Hubungan Tak Terduga antara Manatee dan Gajah

BACA JUGA:Panduan Lengkap Membersihkan Karang di Akuarium, Menjaga Keindahan dan Keseimbangan Ekosistem Laut Mini Anda

Kerugian Sektor Pariwisata

Raja Ampat yang biasanya menjadi magnet wisatawan, kini menghadapi penurunan kunjungan. Operator selam dan pelaku UMKM wisata mengalami penurunan pendapatan drastis dalam 6 bulan terakhir.

Peningkatan Kerentanan Pesisir

Terumbu karang juga berfungsi sebagai pelindung alami pantai dari ombak besar. Jika mati, pesisir akan lebih mudah terkikis dan semakin rentan terhadap badai serta naiknya permukaan laut.

Semua Ini Akibat Pemanasan Global