Radar Seluma.Bacakoran.co

Winston Churchill: Sang Orator Besi dari Inggris

Winston Churchill, Inggris --

koranradarseluma.net - Winston Leonard Spencer Churchill lahir pada 30 November 1874 di Blenheim Palace, Oxfordshire, Inggris, dari keluarga aristokrat. Ayahnya, Lord Randolph Churchill, adalah politisi konservatif, sementara ibunya, Jennie Jerome, berasal dari keluarga kaya asal Amerika.

Churchill menjalani masa muda yang penuh gejolak, termasuk saat ia bersekolah di Royal Military Academy, Sandhurst, dan kemudian berkarier di militer. Ia bertugas di India, Sudan, dan bahkan menjadi tahanan perang di Afrika Selatan saat Perang Boer, di mana ia melarikan diri dan menjadi pahlawan nasional.

Churchill memasuki dunia politik pada tahun 1900 sebagai anggota parlemen dari Partai Konservatif, namun kemudian beralih ke Partai Liberal karena ketidaksepakatannya dengan kebijakan partainya. Di periode ini, ia menjabat sebagai Menteri Perdagangan, Menteri Dalam Negeri, dan First Lord of the Admiralty (Menteri Angkatan Laut).

Namun, kariernya sempat meredup karena kegagalannya dalam Kampanye Gallipoli saat Perang Dunia I, yang menyebabkan banyak korban dari pihak Sekutu.

BACA JUGA:Cara Menjernihkan Air Keruh dan Berbau di Rumah

BACA JUGA:Makna, Sejarah dan Relevansi Hari Buruh di Era Modern

Churchill kembali bangkit dan menjadi Perdana Menteri Inggris pada tahun 1940, di tengah berkecamuknya Perang Dunia II. Saat Eropa dilanda kekuatan Nazi Jerman, Churchill tampil sebagai pemimpin dengan keberanian luar biasa, pidato-pidatonya membakar semangat rakyat Inggris dan sekutu dunia. Salah satu pidatonya yang paling terkenal:

 “We shall fight on the beaches, we shall fight on the landing grounds, we shall fight in the fields and in the streets… we shall never surrender!”

Visinya jelas: bertahan melawan Hitler, tidak peduli seberapa beratnya. Di bawah kepemimpinannya, Inggris mampu bertahan dari serangan udara Luftwaffe dalam Battle of Britain, dan menjadi benteng pertahanan demokrasi di Eropa.

Setelah Perang Dunia II, meski dianggap sebagai pahlawan, Churchill kalah dalam pemilu tahun 1945. Namun, ia kembali menjadi Perdana Menteri untuk kedua kalinya pada 1951–1955. Setelah pensiun, ia tetap dihormati sebagai negarawan besar.

BACA JUGA:Soekarno: Sang Proklamator yang Mengubah Sejarah Indonesia

BACA JUGA:Optimalisasi Pekarangan Rumah, Mewujudkan Ruang Fungsional yang Nyaman dan Produktif

Pada tahun 1953, ia menerima Hadiah Nobel Sastra atas karya tulisnya, termasuk sejarah Perang Dunia yang ia dokumentasikan secara detail.

Churchill wafat pada 24 Januari 1965 dalam usia 90 tahun. Ia diberi pemakaman kenegaraan penghormatan langka dan jenazahnya dimakamkan di dekat rumah masa kecilnya di Bladon.

Warisan Churchill adalah kepemimpinan dalam krisis, kekuatan kata-kata, dan keteguhan terhadap prinsip. Ia dikenang sebagai tokoh yang bukan hanya memimpin perang, tetapi juga memimpin harapan dunia untuk mempertahankan kebebasan dan peradaban.

BACA JUGA:Android dan Iphone, Bisa Bubuhkan Tanda Tangan Digital ke Doc PDF

BACA JUGA:Gaya Hidup Sehat Meningkatkan Kualitas Hidup, Ini Tips yang Perlu Diterapkan

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan