Tetap Waspada Ya, Berikut, Ciri Penipuan M Banking yang Wajib Kamu Ketahui

Tipu--radarseluma.bacakoran.co
Koranradarseluma.net - M-Banking memberikan kemudahan dalam belanja online, membayar tagihan, dan transaksi lainnya. Namun, ciri modus penipuan M-Banking semakin beragam dan mengkhawatirkan karena bisa mencuri data pribadi serta menguras saldo korban.
Oleh karena itu, penting untuk mengenali ciri modus penipuan M-Banking agar lebih waspada dan terhindar dari kejahatan siber yang semakin canggih. Berikut ini ciri-ciri modus penipuan M-Banking dan cara mengantisipasinya, dikutip dari berbagai sumber, Kamis (20/2/2025).
Ciri Penipuan M-Banking
1. Sniffing
Sniffing adalah tindak peretasan melalui pesan singkat berbasis jaringan internet (chat). Biasanya, pelaku menggunakan modus ini untuk mencuri data penting korban, seperti kata sandi email dan M-Banking, informasi kartu kredit, serta data pribadi lainnya.
Modus ini sering dikemas dalam bentuk pengiriman paket palsu atau undangan pernikahan dalam format APK. Adapun ciri-ciri modus sniffing yang perlu diwaspadai, seperti korban menerima chat berisi tautan file berformat APK yang tidak berasal dari Play Store atau App Store serta tanpa sumber resmi dari perusahaan atau institusi terkait.
Jika tautan diklik, aplikasi tersebut otomatis terinstal di perangkat korban tanpa disadari. Aplikasi lalu akan meminta akses SMS, yang kemudian diteruskan ke pelaku untuk mencuri informasi penting, terutama username dan password M-Banking.
Setelah data berhasil diretas, pelaku dapat mengakses M-Banking korban menggunakan OTP yang dikirim via SMS. Pelaku juga berpotensi mengambil alih akun pribadi korban lainnya, seperti media sosial dan email, untuk menyebarkan file berbahaya ke kontak korban dan memperluas jangkauan aksi penipuannya.
2. Smishing
Smishing adalah metode pencurian data pribadi melalui SMS. Pelaku biasanya mengirim pesan yang mengatasnamakan pihak bank, lengkap dengan tautan berbahaya. Setelah diklik, korban diarahkan ke halaman palsu yang menyerupai situs resmi bank atau institusi keuangan tertentu.
Dalam situs tersebut, korban diminta memasukkan informasi sensitif, seperti nomor kartu ATM/kredit, PIN, OTP (one time password), masa berlaku kartu, CVC/CVV (kode keamanan kartu), serta user ID dan password M-Banking.
Jika informasi ini diberikan, pelaku dapat mengakses rekening korban dan menguras saldo tanpa sepengetahuan pemiliknya. Tidak hanya itu, data yang telah dicuri juga dapat digunakan untuk transaksi ilegal lainnya atau diperjualbelikan di pasar gelap dunia maya.