Koranradarseluma.net - Sekitar 20 peternak ayam petelor di Bengkulu Selatan (BS) masih mempersoalkan pemasaran karena standar harga yang berbeda dan persaingan telor yang masuk dari luar, yakni dari Padang jual lebih murah dan jelas menjadi persoalan bagi peternak ayam petelur. Untuk itu Dinas Pertanian bekerjasama dengan Dinas Perdagangan bagian Koperasi membentuk koperasi peternak ayam petelor.
BACA JUGA:Peningkatan SDM Sepak Bola Usia Dini
Kepala Dinas Pertanian Sakimin,SP.M.Si melalui Pengawas Mutu Hasil Pertanian, Reni Rahmiati,S,TP menyampaikan bahwa masih banyak yang dihadapi peternak ayam petelor di Bengkulu Selatan, yaitu pemasaran ketika hasil yang melimpah, biaya produksi seperti makan ternak yang cukup tinggi, serta permodalan pengembangan usaha. "Berdasarkan persoalan yang dihadapi peternak ayam petelor, maka koperasi bisa menjadi salah satu kunci keluar dari persoalan tersebut, dan harga akan menjadi satu harga yang dikeluarkan oleh koperasi, dimana hasil melimpah koperasi yang menampung, dan untuk jangka pendek ini, Presiden kita Pak Prabowo mempunyai program makan sehat dan bergizi untuk anak sekolah, usaha peternak ayam petelor bisa ikut menjadi bagian berkembangnya peluang usaha,"ujar Reni.
BACA JUGA:Sekda Sukarni Ajak A Masyarakat Olahraga dan Menjaga Kebersihan Lingkungan
Hasil peternak ayam petelor bisa terserap secara maksimal bila ini berjalan menurut Reni dan bisa menyalurkan hasil telor ke koperasi. Untuk mengikut program tersebut tidak boleh secara perseorangan, hal itulah yang menjadi faktor didirikannya koperasi peternak ayam petelor bahkan itupun menjadi keinginan seluruh peternak ayam petelor yang berjumlah 20 peternak Se-Bengkulu Selatan. "Dengan program yang dicanangkan oleh Presiden, maka Dinas Pertanian dan Dinas Perdagangan mempersiapkan semua untuk menjalankan program tersebut diawal tahun 2025, dan kegiatan segera disiapkan, sebagai dinas terkait diharuskan kejar tayang sehingga persiapan sampai akhir tahun 2024 ini semuanya harus selesai,"jelas Reni.