Koranradarseluma.net - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengungkap hasil kajian terbaru terkait pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hasil telaah terkini yang mereka lakukan menyoroti penilaian atas 10 tahun kepemimpinan Jokowi.
Dalam kajian ini, LSI Denny JA memakai dasar enam indeks termasuk penambahan indeks dunia dari World Bank, Heritage Foundation, dan Transparency International. Berdasarkan pendalaman itu, LSI menemukan lebih banyak rapor baik yang diperoleh pemerintahan Jokowi.
"Rapor Jokowi, dia dapat tiga rapor biru, satu rapor merah, dan tiga rapor netral. Dari data rapor ini bisa kita nilai pemerintah Jokowi adalah pemerintahan yang berhasil, mengapa? (Karena) ada tiga rapor biru, hanya satu rapor merah, dan tiga rapor netral," kata Direktur SIGI LSI Denny JA, Ardian Sopa dikutip dari kanal YouTube pada Rabu (25/9/2024).
Ketiga rapor biru untuk pemerintahan Jokowi itu diperoleh dari aspek nilai produk domestik bruto (PDB), kebebasan ekonomi, dan kemajuan sosial. Ketiga aspek tersebut mengalami kenaikan poin indeks, dalam rentang 2014 hingga 2023.
Angka nilai PDB Indonesia, misalnya mengalami lonjakan dari US$ 891 miliar pada 2014 menjadi US$ 1,4 triliun. Sementara itu, skor indeks kebebasan ekonomi, yang diukur The Heritage Foundation, menunjukkan adanya kenaikan dari 58,5 poin pada 2014 menjadi 63,5 pada 2023.
Selain itu, terdapat skor pada indeks kemajuan sosial yang diukur dari Social Progress Imperative. LSI Denny JA mencatat adanya kenaikan dari 61,65 poin pada 2014 menjadi 67,22 poin pada 2023.
“Dilihat dari 61,65 menjadi 67,22 skornya naik, peforma naik jadi tambahan rapor biru pemerintahan Jokowi," kata Ardian.
Dilanjutkan Prabowo
Ada tiga aspek dengan rapor netral tercatat pada indeks persepsi korupsi, kebebasan pers, dan kebahagiaan. Pada aspek kebahagiaan, United Nations Sustinable Development Solutions Network (SDSN) dan Gallup Poll menunjukkan terjadi penurunan ranking dari 76 poin pada 2013, menjadi 80 pada 2024.
Hanya saja dari segi skor, Indonesia mengalami peningkatan dari 5,348 poin pada 2013 menjadi 5,568 poin pada 2024. "Ada penurunan ranking, dan skor naik, tidak semuanya turun," ucap Ardian.
Satu-satunya rapor merah selama 10 tahun pemerintahan Jokowi dicatat LSI Denny JA dari aspek demokrasi. Hal ini diukur oleh Economist Intelligence Unit, yang mengungkap skor demokrasi Indonesia turun dari 6,95 poin pada 2014 menjad 6,53 poin pada 2023.