Kasus Perundungan Aulia, Menkes: Korban Juga Alami Pelecehan Seksual

Selasa 03 Sep 2024 - 18:17 WIB
Reporter : Bacakoranradarseluma
Editor : Erlin Marfiansya

Koranradarseluma.net - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menilai perundungan yang dialami Aulia Risma Lestari, seorang mahasiswi program pendidikan dokter spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang sudah sangat berlebihan.

Budi mengungkapkan Aulia selama menjalani PPDS tidak hanya mengalami perundungan, tetapi juga pelecehan secara psikologis, seksual, hingga pemerasan yang berujung pada kematian.

“Perundungan ini sudah keterlaluan, ada kekerasan fisik dan mental, pelecehan seksual, hingga permintaan uang,” ucap Menkes di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Ngoerah, Denpasar, Bali, Senin (2/9/2024) dikutip dari Antara.

Situasi ini semakin diperburuk dengan meninggalnya ayah Aulia, Moh Fakhruri.

Menkes menyebut kasus perundungan Aulia menunjukkan kurangnya komitmen dari para pemangku kepentingan dalam menyelesaikan masalah tersebut. Diungkapkannya, perundungan di dalam kampus telah berlangsung selama puluhan tahun tanpa evaluasi dan perbaikan dari pihak kampus.

Selama menjabat, Menkes Budi telah tiga kali meminta agar masalah perundungan di lingkungan kampus diselesaikan agar tidak mempengaruhi kesehatan mental calon dokter yang sedang menempuh pendidikan.

“Perundungan ini sudah terjadi selama puluhan tahun dan tidak pernah diselesaikan dengan tuntas, karena kurangnya komitmen dari para pemangku kepentingan. Ini sudah kali ketiga saya meminta agar perundungan dihilangkan,” kata Menkes Budi.

Menkes Budi menolak anggapan bahwa perundungan dapat membentuk dokter spesialis yang tangguh. Ia membandingkannya dengan pendidikan TNI-Polri dan pelatihan pilot yang berfokus pada latihan keras, bukan perundungan. Menurutnya, pandangan keliru seperti itu harus dihapuskan dari dunia pendidikan.

“Tidak benar bahwa perundungan digunakan sebagai alasan untuk menciptakan tenaga profesional yang tangguh,” tegas menkes.

 

 

Kategori :