Koranradarseluma.net - Presiden Joko Widodo buka suara soal tudingan menjegal mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta ataupun Jawa Barat.
Ia menuturkan, pencalonan seseorang pada Pilkada merupakan urusan partai, sedangkan dirinya bukan salah satu ketua umum partai. "Saya bukan ketua partai, saya juga bukan pemilik partai, supaya tahu semua, apa urusannya?" kata Jokowi usai meresmikan Gedung Pelayanan Kesehatan Respirasi Ibu dan Anak di Rumah Sakit (RS) Persahabatan, Jakarta Timur sebagaimana dilansir dari Kompas.com.
Kepala Negara menuturkan, ia memang kerap dituding bermacam-macam hal. Selain menjegal, Jokowi mengaku juga dituding menghambat seseorang.
Namun kata dia, masalah pencalonan merupakan urusan partai politik. Akan ada proses berdasarkan hitung-hitungan koalisi dan partai politik. "Saya kan ditudang-tuding, kan banyak banget, tidak hanya itu saja, dituding menjegal, dituding menghambat, dituding..." tuturnya.
"Tapi kan itu urusan partai politik, mau mencalonkan dan tidak mencalonkan itu urusan koalisi, urusan partai politik, ada mekanisme, ada proses di situ," jelas dia.
Sebelumnya, Ketua DPD PDI-P Jawa Barat Ono Surono mengungkapkan, gagalnya partai berlambang banteng itu mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam Pilkada Jabar 2024, disebabkan oleh campur tangan seseorang bernama Mulyono.
Ono menuding Mulyono sebagai aktor utama yang menghalangi pencalonan Anies. Namun, Ono tidak menjelaskan siapa sebenarnya Mulyono tersebut. Di media sosial, nama Mulyono sering dikaitkan dengan Presiden Jokowi karena merupakan nama masa kecil sang Kepala Negara sebelum diganti.
"Ada tangan-tangan dari luar yang tidak menghendaki Pak Anies diusung di Jabar. Mulyono dan geng," ujar Ono kepada awak media saat konferensi pers di Kantor KPU Jabar, Jalan Garut, Kota Bandung.
Selain di Jawa Barat, Anies awalnya juga menjajaki peluang pada Pilkada Jakarta 2024. Ia sudah sempat didukung oleh PKS, Partai Nasdem, dan PKB. Namun, ketiga partai politik itu beralih ke gerbong Koalisi Indonesia Maju yang jadi penyokong Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024.