"Untuk post audit sudah selesai kita lakukan. Hasilnya, pabrik CPO mini milik Didi Supriadi sudah boleh kembali beroperasi seperti semula," terangnya.
Diketahui sebelumnya, pada Selasa (6/8) pagi, puluhan Enak-enak yang merupakan buruh pabrik sempat mendatangi pabrik CPO skala mini. Kedatangan mereka untuk menyampaikan keluhan dan mengharapkan pertimbangan. Lantaran saat itu pabrik tersebut ditutup oleh Pemkab Seluma sejak Senin (5/8) yang lalu.
Dengan penutupan pabrik tersebut. Mereka mengaku kehilangan mata pencaharian, padahal banyak dari mereka merupakan tulang punggung keluarga. Mereka cukup menyayangkan tindakan dari Pemkab yang tergesa gesa dalam menanggapi informasi. Padahal keluhan yang dimaksud belum tentu sepenuhnya benar.
"Kami akan gelar demo di kantor bupati dan DRPD Seluma, jika pabrik ini lama beroperasi lagi," sampai Eva salah seorang karyawan.
Dirinya juga mengatakan, akibat pabrik ini ditutup oleh Pemkab Seluma. Menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat. Yakni, puluhan karyawan kehilangan pekerjaan yang selama ini menggantungkan hidup Sebagai sumber penghidupan keluarga.
"Selama ini tidak pernah ada protes terhadap pabrik ini, kenapa tiba-tiba ditutup. Pikirkan kami pak bupati," terangnya.
Tak hanya itu saja, salah seorang karyawan lainnya yakni Diana juga mengatakan, jika ditutupnya pabrik ini oleh Pemkab Seluma lantaran bentuk penzaliman yang dilakukan Pemkab Seluma. Karena imbas dari penutupan ini mengakibatkan karyawan yang selama ini menggantungkan hidup dari upah yang didapat dari pabrik. Pada saat ini tidak lagi mendapatkan penghasilan.
"Jangan zalimi kami pak bupati. Kami tidak pernah minta uang dengan bapak. Pabrik inilah yang menghidupi kami," tegasnya.