Manfaat yang satu ini didukung oleh penelitian yang menunjukkan bahwa cuka apel dapat menekan kenaikan kadar gula darah dan HbA1c, yaitu penanda kadar gula darah jangka panjang dalam tubuh. Meski demikian, penurunan yang terjadi hanya sedikit dan tidak terlalu signifikan.
Oleh karena itu, cuka apel untuk mengontrol kadar gula darah sebaiknya hanya dikonsumsi di bawah pengawasan dokter dan tidak dijadikan pengobatan utama untuk diabetes.
Selain beberapa mitos di atas, cuka apel juga dipercaya dapat menghilangkan jerawat, mengobati infeksi kuku akibat bakteri, dan menyegarkan napas. Namun, sama seperti mitos lainnya, klaim tersebut masih perlu diteliti lebih lanjut.
Cuka apel umumnya aman dikonsumsi sebagai penambah cita rasa makanan, misalnya ditambahkan ke dalam saus salad atau dijadikan campuran saus mayones.
Meski terbilang aman, konsumsi cuka apel berlebih justru dapat menyebabkan masalah kesehatan. Ini karena cuka apel memiliki kandungan asam yang sangat tinggi, sehingga dapat memicu masalah pada saluran cerna, menyebabkan iritasi tenggorokan, dan merusak enamel gigi.
Tak hanya itu, cuka apel juga dapat menimbulkan efek interaksi obat, apabila dikonsumsi bersamaan dengan obat-obatan lain, seperti obat diabetes dan obat diuretik.