koranradarseluma.net Menurut Dr See Hui Ti, seorang onkolog medis di Parkway Cancer Centre, sekitar 40 persen kanker disebabkan oleh pola makan dan gaya hidup.
Berdasarkan pengalamannya selama 18 tahun, konsultan senior tersebut mengemukakan, “beberapa pasien dengan kanker payudara yang sangat agresif … mereka sering kali perfeksionis, sering kali memiliki kepribadian tipe A, dan sering kali sangat khawatir dengan hal-hal terkecil”.
“Dengan kejadian tersebut, hormon stres mereka, kortisol, sering kali sangat tinggi dan hal itu menyebabkan kekebalan tubuh rendah yang kemudian tidak benar-benar membantu mereka melawan kanker.”
Namun, pembuktian hubungan sebab akibat antara stres dan kanker, kata Dr. See, tidak sejelas seperti pada kanker paru-paru dan jumlah rokok yang dihisap sehari, yang ia sebutkan sebagai contoh.
Pada bulan Oktober 2019, Poh Leng didiagnosis menderita kanker payudara triple-negatif stadium awal.
“Saya sangat percaya pada pemeriksaan mammogram,” kata Poh Leng yang juga mengungkapkan, “Saya melakukan pemeriksaan mammogram setiap tahun”.
Selain pemeriksaan mammogram rutin, Singapore Cancer Society merekomendasikan pemeriksaan payudara sendiri setiap bulan.
Mengikuti saran itu membantu Poh Leng mendeteksi kankernya, lebih cepat daripada lambat.
“Saat itu di sela-sela sesi mammogram, saat saya melakukan pemeriksaan mandiri, saya menyadari bahwa saya sebenarnya memiliki benjolan”.