"Saat ini untuk abate tersedia di semua Puskesmas di Seluma, itu diberikan secara cuma-cuma atau gratis. Kami juga masih intensif melakukan pengasapan (fogging) di wilayah desa atau kelurahan yang terdapat kasus DBD, tetapi itu sifatnya hanya sementara," terang Rudi
Ia menambahkan, setiap kepala keluarga (KK) akan diberikan bubuk abate secukupnya sesuai kebutuhan, mengingat dosis bubuk abate yang akan ditaburkan ke tempat penampungan air paling banyak setengah sendok makan.
"Untuk dosisnya penaburan bubuk abate cukup setengah sendok makan untuk penampungan air pada umumnya,"ujar Rudi.
Selain itu menurut Rudi selain pemberian bubuk abate, yang paling penting menjaga pola hidup bersih dan sehat, serta perhatian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan sekitar.
Dan keluarga pasien yang memiliki kasus DBD, harap melapor ke Dinkes atau faskes terdekat agar langsung disemprotkan fogging disekitar area rumahnya untuk mencegah penyebaran nyamuk.
Akan tetapi fogging tidak dapat mengatasi DBD secara maksimal dan hanya solusi jangka pendek karena yang dibasmi biasanya adalah nyamuk yang sudah dewasa, bukan berbentuk jentik. Lagipula fogging juga tidak baik apabila terus menerus dilakukan, terlebih lagi asapnya juga tidak baik untuk dihirup.
Maka dari itu, untuk jangka panjangnya, Rudi mengatakan sebaiknya kepada masyarakat Seluma agar lebih aktif dalam menerapkan pola hidup bersih dan sehat dalam menjaga kebersihan lingkungan, dengan cara gotong royong ataupun membersihkan rumah secara mandiri.
"Apabila ada masyarakat yang merasakan gejala penyakit DBD, sebaiknya segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat seperti Puskesmas agar nantinya dapat diberikan penanganan medis hingga pasien kembali sehat,"ujar Rudi.
Rudi menambahkan bahwa biasanya virus DBD terjadi akibat kurangnya menjaga kebersihan lingkungan termasuk saluran air, sehingga menyebabkan jentik jentik nyamuk berkembang.