SELUMA - Dibalik harga beras mahal yang mencapai Rp 240 ribu per kaleng ( 10 cupak ) ternyata tetap saja belum memberikan kesejahteraan bagi petani. Pasalnya petani mengeluhkan besarnya biaya produksi tidak sebanding akan hasil yang didapatkan petani.
Hengki salah seorang Petani Padi menuturkan bahwa memang harga beras saat ini mahal, namun yang untung bukan petani, namun tengkulak.
" Harga gabah Masih rendah dikalangan petani, yang di untungkan tetap tengkulak. Kalau jual beras eceran sekaleng dua kaleng iya petani dapat untung, tapi secara menyeluruh tetap petani yang di rugikan. Apalagi biaya produksi tinggi, seperti pupuk dan pestisida" jelas Hengki, Senin (15/4).
BACA JUGA:DPC PDI Perjuangan Segera Buka Penjaringan Calon Bupati Seluma
BACA JUGA: Seluma Masih Rawan DBD, Periode Januari S/d April, RSUD Tais Tangani 175 Pasien DBD
BACA JUGA:Pilkada 2024 Erwin Diusung Partai Sendiri, Gustianto Belum Nyatakan Sikap
Diharapkannya, Pemerintah Kabupaten Seluma hadir sebagai penolong petani melalui pihak terkait, karena petani sangat memperihatinkan kesejahteraannya, terkhusus bagi petani yang lahan nya menumpang bukan milik sendiri.
"Harapan nya pemerintah hadir dan peduli terhadap petani terkhusus petani yang Sawahnya atau lahan hanya numpang bukan pemilik lahan.kegundahan petani ini terus berlanjut apabila belum ada penanganan serius. Setidaknya biaya produksi menanam padi murah jangan seperti saat ini biaya produksi selangit, petani padi merugikan" lanjutnya.