Ia yakin bahwa Allah SWT Maha Mengawasi dan Maha Mengetahui dan meyakini dengan mantap bahwa Allah SWT tidak pernah lalai dan tidur, sehingga tidak pernah luput dari setiap apa yang dilakukan oleh makhluk.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat An-Nisa ayat 1 Artinya:
“Sesungguhnya Allah Maha Mengawasi kamu sekalian” (QS An-nisa ayat 1)
Bukankah banyak sekali orang yang berbuat baik di depan Manusia hanya karena ingin dipuji? Ketika Shalat di depan orang begitu khusyuk,
Bacaan yang Sunah dalam Shalat dibaca hingga shalatnya begitu lama, lalu orang mengaguminya akan tetapi giliran sendiri, Shalatnya secepat kilat, bacaan yang dibaca hanya lafal yang wajib saja dalam shalat, yang lain lewat.
Demikian juga di saat bersedekah, dia bangga kalau namanya disebut dalam daftar penyumbang oleh panitia Masjid.
Banyak pula Manusia yang di depan orang banyak malu melakukan maksiat. Tapi saat tiada yang melihat, dia melakukannya.
Matanya nakal melirik ke kanan ke kiri melihat pemandangan yang tidak layak pandang, tangannya juga sangat ringan mengambil sesuatu yang bukan haknya. Kakinya begitu mudah melangkah ke tempat-tempat maksiat.
Begitulah, ibadah dan rasa malunya berbuat maksiat semata karena ingin menjaga nama baik di mata manusia.
Seseorang yang bersifat ihsan tidak begitu adanya.
Dia akan tetap istiqamah dalam semua situasi dan kondisi, baik ketika di depan Manusia maupun di belakangnya.
Dia melibatkan Allah SWT dalam detak kalbu, olah pikir, sikap, perkataan, dan perbuatannya.