Dampak Cuaca Ekstrem, Nelayan Seluma Beralih Profesi Jadi Buruh 'Berondol Sawit'
Alih profesi--Koranradarseluma.net
Koranradarseluma.net - Dengan kondisi cuaca ekstrem yang saat ini kerap terjadi di wilayah Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu. Berdampak bagi para nelayan yang berada di wilayah pesisir barat Seluma. Tak dapat melakukan aktivitas melaut, karena kondisi cuaca ekstrem.
Hal tersebut sontak berimbas terhadap penghasilan para nelayan yang menjadi berkurang. Bahkan sebagain nelayan pun setempat terpaksa beralih pekerjaan untuk sementara waktu. Sembari menunggu kondisi cuaca kembali normal.
Hal tersebut seperti yang terlihat di lokasi Kampung Bahari yang berada di Desa Pasar Seluma, Kecamatan Seluma Selatan. Terlihat banyak para nelayan yang tidak melakukan aktivitas, lantaran kondisi cuaca ekstrem. Dengan kondisi gelombang tinggi dan angin kencang membuat nelayan pesisir barat Seluma pada saat ini memilih menjadi buruh harian lepas. Seperti buruh pemanen kelapa sawit atau memungut berondolan biji sawit. Karena harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit pada saat ini yang masih tergolong tinggi.
"Untuk sementara ini, sebagian nelayan kita jadi tukang bangunan, buruh panen kelapa sawit mas. Karena saat ini gelombang laut lagi tinggi, bisa sampai empat meter mas," sampai Ikhwan selaku Ketua Kelompok Nelayan Desa Pasar Seluma saat dikonfirmasi Radar Seluma.
Ikhwan juga mengatakan, jika selain memarkirkan kapal mereka dan beralih pekerjaan sebagai buruh tani atau tukang panen kelapa sawit. Sebagian nelayan juga ada yang masih tetap melaut untuk mencari ikan. Namun hanya di pinggiran pantai, untuk menangkap udang dan ikan yang masuk di muara.
"Kalau pun ada yang masih nekat melaut, itupun mereka menangkap ikan atau udang di pinggiran muara atau pantai. Karena untuk kebutuhan sehari-hari mas," ujarnya.
Para nelayan pada saat ini memilih untuk membatasi waktunya melaut dan terpaksa untuk beristirahat. Bahkan memilih untuk melakukan pencarian ikan di wilayah perairan dangkal. Selain itu, sebagian besar nelayan juga memilih merawat alat tangkap dan perahu mereka. Karena tak mau mengambil resiko selama melaut.
"Kita tidak mau mengambil resiko dengan kondisi cuaca yang tak bersahabat seperti ini. Untuk sementara ini kita terpaksa beristirahat," pungkasnya.
Kondisi ini memaksa para nelayan untuk menambah penghasilan dan untuk mencukupi kebutuhan keluarga selain mencari ikan di laut. Para nelayan juga beralih profesi sementara waktu dengan berkebun atau menjadi buruh bangunan.