Pernikahan Dini Meningkat, Bupati Akan Sosialisasi ke Sekolah
--
SELUMA - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Seluma terus gencar melakukan upaya menurunkan angka stunting dibawah angka 20 persen pada tahun 2024 dengan berbagai upaya. Salah satunya menekan angka pernikahan dini yang menjadi salah satu penyumbang tingginya angka stunting. Bupati Seluma Erwin Octavian mengatakan, pernikahan dini masih menjadi salah satu penyebab tingginya angka penderita stunting di Kabupaten Seluma. "Ya, tidak bisa dipungkiri pernikahan dini memang masih menjadi penyumbang angka stunting," Kata Bupati Seluma.
Lanjut Bupati, tingginya angka pernikahan dini ini akan terus menjadi perhatian pemkab Seluma dengan gencar mensosialisasikan ke sekolah akan dampak bahayanya. Menurutnya, bukan hanya stunting, banyak dampak di akibat oleh pernikahan dini seperti tidak dapat melanjutkan pendidikan atau putus sekolah, angka kematian ibu meningkat dan kemiskinan.
" Kita sudah berkoordinasi dengan kemenag dan stakeholder terkait agar mensosialisasikan ke sekolah - sekolah dampak bahayanya dari pernikahan dini, karena persoalan ini tidak bisa dianggap remeh," Kata Bupati.
BACA JUGA:TMMD dan Karya Bakti TNI, Telan Anggaran Rp 14 Miliar
Sementara itu Humas Pengadilan Agama Tais, Rifqi Qowiyul Iman mengatakan, berdasarkan data dari pengadilan agama Tais , pernikahan dini di Kabupaten Seluma terus meningkat setiap tahunnya.
Dimana di tahun 2021 ada 125 kasus dan tahun 2022 ada 168 kasus serta di tahun 2023 ada 184 yang mengajukan permohonan pernikahan dini. "Kami juga turut prihatin banyak pernikahan dini, namun kami tidak ada wewenang untuk membatasi. Dan Ini seharusnya sudah menjadi perhatian Pemkab untuk mensosialisasikannya ke Sekolah atau langsung ke para orang tua untuk menekan angka pernikahan dini." Kata Humas PA Rifqi Qowiyul Iman.
Untuk Diketahui Pernikahan di usia dini turut mengakibatkan kasus stunting yang kian melonjak, disebabkan kurang siapnya pasangan suami istri dibawah umur mengenai asupan gizi yang cukup semasa kehamilan, kematangan psikologis dan organ reproduksi, serta pengetahuan tentang pola asuh yang benar. (ndo)