Distan Seluma, Berikan Dua Opsi, Antisipasi Kekeringan Sawah di Tebat Sibun
Sawah yang sebelumnya sempat kekeringan--radarseluma.bacakoran.co
Akibat musim kemarau yang cukup panjang. Saat ini tercatat sekitar 100 hektare sawah di Desa Tebat Sibun Kecamatan Talo Kecil mulai mengalami kekeringan, sehingga terancam gagal panen dan tidak bisa memasuki masa tanam.
Kepala Desa Tebat Sibun, Wekadin Saputra sempat mengeluh dan meminta bantuan kepada Pemerintah kabupaten (Pemkab) Seluma dalam hal ini Bupati Seluma, Erwin Octavian, SE untuk dapat menindaklanjuti keluhan masyarakat.
Dari 100 hektare lahan sawah di Desa Tebat Sibun, ada sekitar 6 kelompok tani (Poktan) yang menaunginya, setiap poktan memiliki minimal 20 anggota, artinya ada sekitar 120 petani yang terdampak.
"Warga mengeluhkan dampak dari musim kemarau yang membuat sawah mereka kekeringan. Setelah di lihat ternyata memang benar adanya.
Saya mewakili warga berharap agar Pemkab Seluma dapat mengulurkan bantuannya untuk mengatasi hal ini, setidaknya untuk jangka panjang agar tidak terus terulang," ujarnya.
Adapun bantuan yang diharapkan oleh warga, diungkapkan Kades yakni adanya bantuan sumur bor yang nantinya mampu menjadi sumber mata air baru untuk mengairi sawah. Mengingat saat ini bendungan di ulu sawah yang biasa mengairi sawah patah sehingga akses untuk mendapatkan air cukup jauh.
"Kalau yang diharapkan warga yaitu sumur bor dan perbaikan bendungan yang patah,. Jadi untuk pompa air juga kemungkinan kurang efektif mengingat jauhnya sumber mata air untuk mengairi sawah. Sehingga sumur bor tentu menjadi solusinya," terangnya.
Salah satu keluhan juga disampaikan oleh Lisman yang mengaku, ada sekitar 1 hektare sawahnya terdampak atas adanya kemarau ini. Pada saat ini terancam gagal panen maupun tidak bisa menanam karena minim pasokan air. Padahal, dalam waktu satu tahun hanya dua kali masa tanam padi. Artinya ia banyak melewatkan kesempatan untuk panen jika terus menerus kesulitan air.