Transformasi Digital Bagi Desa, 5 Dampak Desa Yang Tidak Transformasi Digides
Digides--radarseluma.bacakoran.co
Teknologi digital memungkinkan akses ke berbagai sumber pendidikan yang berkualitas. Tanpa digitalisasi, anak-anak di desa akan kehilangan kesempatan untuk belajar dengan metode modern. Ini tidak hanya membatasi kemampuan mereka, tetapi juga menghambat perkembangan desa dalam jangka panjang.
Bayangkan: Anak-anak di desa lain bisa belajar coding atau bahasa Inggris dari rumah melalui internet, sementara anak-anak di desa Anda hanya memiliki buku pelajaran yang sudah usang.
4. Layanan Publik yang Lambat dan Tidak Efisien
Pelayanan publik yang cepat dan tertata menjadi kebutuhan mendesak di era digital. Tanpa adopsi teknologi, desa akan tertinggal dalam hal efisiensi layanan publik. Platform seperti DIGIDES memungkinkan desa untuk memberikan pelayanan publik yang cepat, tertata, dan transparan. Dengan DIGIDES, administrasi desa dapat dijalankan secara online, mulai dari pengurusan dokumen hingga komunikasi dengan pemerintah pusat. Ini menghemat waktu dan tenaga, serta meningkatkan kepuasan warga.
Realita: Di desa yang menggunakan DIGIDES, warga dapat mengurus surat keterangan atau perizinan dalam hitungan menit secara online. Sementara di desa yang belum adopsi digital, warga harus datang ke kantor desa dan mengantri berjam-jam hanya untuk mendapatkan layanan yang sama.
5. Kesenjangan yang Semakin Lebar
Desa yang tidak mengadopsi teknologi digital akan semakin tertinggal. Ketika desa-desa lain terus berkembang dengan inovasi digital, desa yang tertinggal akan semakin sulit untuk mengejar. Kesenjangan ini akan berdampak pada segala aspek kehidupan, dari ekonomi hingga pendidikan.
Realita: Desa sebelah semakin maju dengan infrastruktur digital, bisnisnya berkembang pesat, sementara desa Anda tetap seperti dulu, tanpa ada perubahan signifikan.