Pengecekan Nataru, 20 Persen Armada Bus Tak Layak Jalan
Pengecekan Nataru, 20 Persen Armada Bus Tak Layak Jalan--
koranradarseluma.net – Sekitar 20 persen armada bus di Terminal Kampung Rambutan (Jakarta Timur) belum memenuhi standar kelayakan untuk angkutan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
Kepala Terminal Bus Kampung Rambutan, Revi Zulkarnain, mengatakan temuan tersebut menjadi perhatian serius pengelola terminal karena berpotensi membahayakan keselamatan penumpang saat libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).
"Dari hasil pra pengecekan kelaikan jalan (ramp check), kurang lebih 20 persen armada yang kita periksa belum laik jalan. Karena ini masih pra angkutan," katanya seperti dilansir dari Antara, Jumat (19/12/2025).
Revi menyebutkan armada yang belum laik jalan langsung diberikan surat peringatan dan wajib melakukan perbaikan sebelum memasuki masa angkutan Nataru. Sebagian besar ketidaklayakan armada tersebut berkaitan dengan kelengkapan sistem penunjang keselamatan.
Meski tidak termasuk kerusakan berat, kekurangan ini tetap dianggap krusial dalam kondisi darurat di perjalanan. "Temuannya kebanyakan soal alat pemukul kaca yang tidak ada, dongkrak, atau kotak pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) yang tidak tersedia. Ini semua wajib dipenuhi," jelas Revi.
Revi menyebutkan pra ramp check dilaksanakan sejak 20 November hingga 17 Desember 2025. Pemeriksaan dilakukan lebih awal agar perusahaan otobus memiliki waktu cukup untuk memperbaiki kekurangan armadanya sebelum puncak arus libur.
BACA JUGA:BSI dan BSI Maslahat Telah Salurkan 78,7 Ton Bantuan untuk Penyintas Bencana di Sumatera
"Pra ramp check ini kita lakukan satu bulan sebelum angkutan Natal dan Tahun Baru. Saat masa angkutan nanti, pemeriksaan akan dilakukan 24 jam," ujar Revi.
Menurut Revi, Terminal Kampung Rambutan tidak akan memberi toleransi kepada bus yang masih ditemukan tak laik jalan saat masa angkutan berlangsung. Armada dengan gangguan pada aspek keselamatan utama, seperti sistem pengereman dan kondisi roda, akan langsung dilarang beroperasi.
"Kalau menyangkut aspek keselamatan, kita setop operasinya. Ini sesuai arahan Kementerian Perhubungan untuk mewujudkan zero accident pada angkutan bus Natal dan Tahun Baru 2025–2026," tegas Revi.
Dengan temuan 20 persen bus tak laik jalan ini, Revi berharap perusahaan otobus lebih disiplin dalam menyiapkan armada.
