Radar Seluma.Bacakoran.co

Harga Cabai Keriting di Seluma, Masih Tetap Pedas

Cabai keriting-Tri Suparman-Koranradarseluma.net

Koranradarseluma.net – Meskipun perayaan Hari Raya Idul Fitri telah berlalu hampir satu bulan. Harga sejumlah bahan pokok di Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu hingga saat ini belum juga menunjukkan tanda-tanda penurunan yang signifikan. Salah satu komoditas yang masih menyita perhatian adalah cabai merah keriting. Hingga akhir bulan April ini, harga cabai keriting di pasaran tetap berada di level tinggi. Yakni mencapai harga sekitar Rp 70.000 per kilogramnya.

Padahal, sebelumnya harga sempat turun hingga Rp 40.000 per kilogram. Namun penurunan tersebut hanya berlangsung dalam waktu singkat. Harga kembali melonjak drastis dalam beberapa hari terakhir. Kondisi ini tentu menjadi keluhan para ibu rumah tangga dan konsumen lainnya yang merasakan langsung dampaknya di dapur.

"Untuk harga cabai merah keriting naik lagi jadi Rp 70.000 per kilogram. Sebelumnya sempat turun, tapi hanya sebentar saja," ujar Risma, seorang pedagang cabai.

Risma menjelaskan bahwa, melonjaknya harga cabai disebabkan oleh stok yang semakin menipis. Hasil panen dari petani lokal tidak mampu memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat, terutama pasca lebaran. Ketika konsumsi rumah tangga dan usaha kuliner kembali aktif. Ia mengaku, para pedagang kecil hanya bisa mengikuti harga dari distributor atau agen, karena mereka tidak memiliki kendali atas harga dari sumbernya.

"Stoknya tipis, itulah harga naik. Kami pedagang kecil hanya menyesuaikan saja dengan harga dari atas," ujarnya.

Kenaikan harga tidak hanya terjadi pada cabai merah keriting. Cabai merah jenis lain seperti cabai setan juga mengalami lonjakan harga. Saat ini cabai setan dijual dengan harga antara Rp 55.000 hingga Rp 60.000 per kilogram. Sementara itu, harga bawang merah dan bawang putih juga mengalami kenaikan, menyentuh angka Rp 60.000 per kilogram.

"Hanya cabai rawit yang harganya masih stabil, masih di kisaran Rp 35.000 per kilogram," tambahnya.

Menanggapi kondisi ini, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop UKM) Kabupaten Seluma, Wanharudin, melalui Pengawas Perdagangan Elyta Prisi, membenarkan adanya lonjakan harga yang terjadi. Dirinya menjelaskan bahwa penyebab utamanya adalah meningkatnya permintaan masyarakat yang tidak sebanding dengan ketersediaan pasokan.

Selain itu, faktor cuaca juga turut menjadi penyebab. Cuaca ekstrem yang masih melanda sejumlah wilayah pertanian di Seluma menyebabkan hasil panen tidak maksimal. Hal ini memperparah kondisi kelangkaan stok cabai di pasar.

"Permintaan masyarakat tinggi, sedangkan hasil panen tidak maksimal karena cuaca yang tidak menentu. Inilah yang membuat pasokan tidak bisa menutupi kebutuhan pasar, sehingga harga naik," terangnya.

Pihak Disperindagkop UKM berjanji akan terus memantau perkembangan harga di pasar dan mencoba mengupayakan langkah-langkah stabilisasi agar harga tidak terus melonjak, terutama menjelang bulan-bulan panen berikutnya.

Dengan kondisi ini, masyarakat diimbau untuk lebih bijak dalam berbelanja serta mencari alternatif bumbu masakan yang lebih terjangkau untuk sementara waktu, sambil menunggu harga kembali stabil.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan