Iran pada bulan Februari 2024, mengerahkan sistem pertahanan Azarakhsh jarak pendek dan ketinggian rendah. Ini adalah sistem deteksi inframerah, yang dilengkapi dengan radar dan sistem elektro-optik untuk mendeteksi dan mencegat target. Sistem ini dapat dipasang pada kendaraan.
Iran juga memiliki berbagai sistem pertahanan rudal permukaan ke udara yang berbeda jenis. Ini termasuk lebih dari 42 S-200, S-300, dan Bavar-373 buatan Rusia, kemudian lebih dari 59 MIM-23 Hawk, HQ-2J, dan Khordad-15 buatan AS, serta 279 CH-SA-4 dan 9K331 Tor-M1 buatan China dengan jarak pendek.
Rudal balistik
Menurut Proyek Pertahanan Rudal dari lembaga pemikir yang berbasis di AS, Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS), Iran memiliki sedikitnya 12 jenis rudal balistik jarak menengah dan jarak pendek di gudang persenjataannya. Rudal-rudal ini adalah Tondar 69, yang memiliki jangkauan 150 km hingga Khorramshahr dan Sejjil, yang keduanya memiliki jangkauan hingga 2.000 km.
Israel memiliki setidaknya empat jenis rudal balistik jarak kecil, menengah, dan menengah, mulai dari LORA dengan jangkauan 280 km hingga Jericho-3 dengan jangkauan antara 4.800 km dan 6.500 km.
Kemampuan Nuklir
Menurut Asosiasi Pengendalian Senjata yang berpusat di AS, Israel diperkirakan memiliki 90 hulu ledak nuklir.
Sementara Iran diyakini tidak memiliki senjata nuklir. Namun mereka memiliki program nuklir canggih dan mengoperasikan beberapa fasilitas nuklir dan pusat penelitian.
Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei melarang produksi senjata dalam fatwa agama pada awal 2000-an, dengan mengatakan bahwa hal itu dilarang dalam Islam. Namun, pada bulan Mei, Iran mengancam akan mengubah doktrin nuklirnya jika keberadaan negaranya terancam