Harga Minyak Melonjak Lebih dari 2 Persen, Imbas Badai di Teluk Meksiko

Minggu 15 Sep 2024 - 09:49 WIB
Reporter : Bacakoranradarseluma
Editor : Erlin Marfiansya

Koranradarseluma.net - Harga minyak naik lebih dari 2% pada perdagangan Kamis (12/9/2024). Hal ini terjadi setelah produsen minyak mengevaluasi dampak badai Francine yang menerjang lokasi produksi minyak di lepas pantai di Teluk Meksiko, Amerika Serikat (AS).

Mengutip Reuters, Jumat (13/9/2024), berdasarkan catatan Biro Keselamatan dan Penegakan Lingkungan AS, badai ini membuat produksi minyak di Teluk Meksiko berhenti hingga memangkas lebih dari 730.000 barel per hari atau 42% dari total produksi minyak.

Diketahui, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik US$ 1,66 atau 2,5% dan ditutup pada US$ 68,97 per barel. Sementara itu, harga minyak Brent naik US$ 1,36 atau 1,9% menjadi US$ 71,97 per barel.

Kedua kontrak tersebut juga telah mengalami kenaikan lebih dari 2% pada Rabu (11/9/2024). Hal itu karena perusahaan-perusahaan mengevakuasi platform lepas pantai akibat badai Francine.

Analis UBS menyebut, gangguan produksi ini diperkirakan akan mengurangi output minyak dari Teluk Meksiko sekitar 50.000 barel per hari pada bulan ini.

Namun, beberapa analis memperingatkan bahwa dampak badai Francine bisa bersifat sementara. Hal ini karena badai tersebut kehilangan intensitas dengan cepat setelah mendarat di Louisiana pada Rabu malam.

“Hal ini dapat mengalihkan perhatian pasar minyak kembali pada rendahnya permintaan global,” ungkap analis di StoneX Alex Hodes.

Pelabuhan ekspor minyak dan bahan bakar dari Texas bagian selatan hingga tengah telah dibuka kembali pada Kamis (12/9/2024) dan kilang-kilang mulai beroperasi kembali.

Harga Minyak Anjlok ke Level Terendah Sejak Desember 2021

Kekhawatiran terhadap lemahnya permintaan minyak global, terutama dari importir terbesar, China, telah membebani harga minyak dalam beberapa bulan terakhir.

Harga minyak mentah Brent menyentuh level terendah dalam tiga tahun pada Selasa (10/9/2024). Setelah kelompok produsen OPEC+ memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan tahunan mereka untuk bulan kedua berturut-turut

Kategori :