Koranradarseluma.net - Nama Anies Rasyid Baswedan dalam satu dekade terakhir ramai menghiasi pemberitaan. Sepak terjangnya yang aktif di Indonesia Mengajar, menjadi rektor termuda, hingga gagal menjadi calon gubernur (cagub) Jakarta 2024 masih menjadi pembicaraan publik. Terlebih ia juga kalah di Pilpres lalu. Namun masih ngotot untuk berpolitik. Seperti apa rekam jejak Anies?
Sebagaimana diketahui, seusai ditinggalkan oleh sejumlah partai pengusung, tiket Anies Baswedan sebagai cagub pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024 diprediksi hilang meski elektabilitasnya tinggi. Berikut kiprah dan sepak terjang Anies Baswedan yang menarik untuk disimak.
Memulai Karier
Seusai menyelesaikan studinya di bidang ilmu politik dan pemerintahan, Anies Baswedan memulai kariernya sebagai dosen dan akademisi. Ia kemudian memecahkan rekor saat menjadi rektor termuda di Universitas Paramadina. Anies menjabat sebagai rektor selama 8 tahun dan kerap aktif menulis di sejumlah media massa.
Ketertarikan Anies terhadap bidang pendidikan diekspresikan dengan menjadi salah satu inisiator gerakan Indonesia Mengajar. Gerakan ini merupakan sebuah lembaga nirlaba yang merekrut, melatih, dan mengirim generasi muda terbaik bangsa ke berbagai daerah di Indonesia sebagai pengajar muda selama satu tahun.
Pada 2009, Anies menjadikan gerakan ini untuk lebih aktif membantu dan mendampingi sekolah di seluruh pelosok Indonesia. Mantan ketua senat mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) ini sukses membawa gerakan Indonesia Mengajar mencapai ke sejumlah pelosok Tanah Air.
Menjadi Jubir Kampanye Jokowi-JK
Pada tahun 2013, nama Anies Baswedan masuk ke dalam konvensi calon presiden yang diselenggarakan oleh Partai Demokrat. Namun setahun setelahnya, Anies balik badan dan mulai merapatkan diri ke barisan pengusung Joko Widodo yang maju dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014 yang kala itu elektabilitasnya tinggi sebagai gubernur Jakarta.
Peran Anies Baswedan dalam barisan pemenangan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) tak tanggung-tanggung. Ia didapuk menjadi juru bicara tim kampanye yang pada akhirnya sukses memberikan andil kemenangan pasangan Jokowi-JK pada Pilpres 2024.
Menjabat Sebagai Menteri
Seusai membawa Jokowi-JK menjadi RI 1 dan RI 2, nama Anies Baswedan masuk ke dalam jajaran menteri Kabinet Kerja. Anies ditunjuk oleh Presiden Jokowi sebagai menteri pendidikan dan kebudayaan periode 2014-2019. Namun sayangnya, pada reshuffle kabinet jilid II, tepatnya pada 27 Juli 2016, Anies Baswedan dicopot dari jabatannya sebagai menteri. Posisi Anies digantikan oleh kader Muhammadiyah, Muhadjir Effendy.
Meski Anies mengaku sempat ditawari jabatan menteri di kementerian lain oleh Presiden Jokowi kala itu, ia justru memilih meninggalkan kabinet dan menyudahi kariernya sebagai menteri. Siapa sangka ini menjadi pintu pembuka rivalitas politik antara Anies dengan Jokowi.
Maju Sebagai Cagub Jakarta 2017
Seusai didepak dari Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi-JK, Anies Baswedan mendatangi rival politik Jokowi pada Pilpres 2014, Prabowo Subianto. Anies mendatangi Prabowo dengan maksud mendapatkan tiket dukungan untuk maju pada Pilgub Jakarta 2017. Bak gayung bersambut, Anies diterima Prabowo dengan mendeklarasikannya bersama Sandiaga Salahudin Uno.
Keputusan Anies yang mendatangi Prabowo demi tiket pada Pilgub Jakarta 2017 diwarnai pro-kontra. Anies kala itu dikenal sebagai tokoh muda moderat yang vokal dalam menyuarakan hak asasi manusia (HAM). Sebaliknya Prabowo kerap diasosiasikan oleh simpatisan Anies sebagai orang yang memiliki rekam jejak negatif soal HAM.