Mengingat banyaknya pamsimas yang rusak, itu disebabkan oleh tidak adanya biaya pemeliharaan yang dikeluarkan oleh Pemkab Seluma dikarena tidak adanya anggaran untuk pemeliharaan pamsimas. Termasuk iuran ke penerima manfaat juga sangat sulit untuk di minta iuran.
" Nah anggaran ini bisa dilakukan dengan gotong royong, dalam artian masyarakat penerima air bersih dikenakan beban. Namun, di setiap desa terkendala regulasi karena banyak dari masyarakat enggan membayar sebab tak ada ketentuan, " ujar Nofi Eriyan Andesca.
Dalam hal ini, Pemkab Seluma maupun OPD terkait harus mencari solusi terkait banyak pamsimas yang rusak akibat tak ada pemeliharaan atau perawatan berkala.
Padahal keberadaan pamsimas ini sangat diperlukan oleh masyarakat terutama saat musim kemarau, terlebih dengan kondisi wilayah diperbukitan.
" Ini seharusnya jadi pengalaman Pemkab Seluma dalam bentuk pembangunan Pamsimas. Kedepannya proyek proyek pengairan seperti pamsimas ini kedepannya agar ada biaya pemeliharaan atau regulasi yang dikeluarkan oleh Pemkab Seluma sebagai petunjuk," akhirnya.