G3N Project Usung Karya Seniman Maestro & Pendatang Baru, di ArtMoments 2024

Minggu 11 Aug 2024 - 17:41 WIB
Reporter : Bacakoranradarseluma
Editor : Erlin Marfiansya

 

Koranradarseluma.net - G3N Project kembali unjuk gigi dalam pameran seni rupa tahunan ArtMoments di Hotel Sheraton, Gandaria City Mal, Jakarta, 9-11 Agustus 2024.

Untuk tahun ini, pihaknya mengusung karya 5 seniman, salah satunya maestro Heri Dono dan I Gusti Ayu Kadek Murniasih (Murni). "Lukisan Murni kini menjadi karya yang banyak diburu kolektor seni," kata General Manager G3N Project Andry Permadi.

Dia menyebutkan, semasa hidup, Murni adalah seniman produktif mengeksplorasi tema-temanya dalam karya dua dan tiga dimensi. Gaya lukisannya menarik, sederhana, warna-warni, ada garis-garis yang mengalir dan bentuk-bentuk yang sering kali kontras dengan benda-benda kaku juga tajam. 

"Siapa sangka lukisannya yang indah justru merepresentasikan trauma masa lalunya saat jadi korban pelecehan," ungkapnya.  Selain itu, pihaknya juga menampilkan karya seniman muda berbakat Sherry Winata, Peter Rhian Gunawan (Redmiller Blood), dan Arkiv Vilmansa.

Kolaborasi karya seniman maestro dan emerging artist atau pendatang baru itu diharapkan dimintai kolektor seni dan pengunjung.

Dia menambahkan, mendiang Murni dijuluki "Frida Kahlo Indonesia" karena memiliki latar belakang kelam, sebagai korban perkosaan dan pelecehan seksual.

Dalam beberapa karyanya, Murni menginterpretasikan sejarah kelamnya dalam warna-warna cerah seperti halnya Frida Kahlo, meski dalam bentuk karakter yang tak biasa.

"Selama beberapa tahun terakhir, popularitas karya Murni meningkat secara dramatis, dipamerkan di pameran tunggal dan kelompok, serta dipresentasikan dalam pameran seni internasional," imbuhnya.

Lukisan berjudul 'Bikin Kesenangan (Making Pleasure)', sebuah komposisi yang menggambarkan tubuh wanita telanjang dengan kuas cat yang diposisikan di antara kedua kakinya dengan tulisan HOBBY di gagang kuas karya Murni, telah dibeli dan menjadi koleksi permanen di Tate Modern Gallery, London. 

Karya tersebut merupakan salah satu dari sembilan karya yang dibeli pada Oktober sebagai bagian dari Frieze Tate Fund-di mana tim Tate dan kurator internasional membeli karya-karya untuk koleksi Tate.  "Hal ini menjadikan mendiang sebagai seniman Bali pertama yang dikoleksi oleh Tate.

Maka itu, kami dengan bangga memamerkan beberapa karya Murni di ArtMoments," jelas Andry lagi. Seniman Heri Dono, juga memajang karya-karyanya seperti, "Semar sebagai Doraemon untuk Adanya Rumah", "The Journey of Dinosaurs to Superheroes", dan "Trump Unity".

Heri selama ini dinilai sebagai seniman yang berhasil memadukan sejumlah karakter pewayangan dengan visual arts, musik, storytelling, kritik sosial berbalut humor, dan berbagai mitos dalam hidup.

"Seorang seniman itu harus bisa hidup di zaman lampau, saat ini, dan masa depan juga memvisualisasikan atau memprediksi masa depan dalam karyanya agar tak lekang dimakan zaman," kata Heru. Heru yang dalam waktu dekat akan mengikuti rangkaian pameran tur grup di Ju Ming Museum, Taiwan itu juga melihat potensi masa depan seniman lokal untuk go global dengan karya-karya mereka.  Sementara itu, seniman pendatang baru Peter Rhian Gunawan, pencipta karakter Redmiller Blood dengan lugas menjelaskan karya-karya terbarunya yang tengah dipamerkan G3N Project. Salah satunya, karya lukis berukuran 2 x 2 meter berkanvas bulat, berjudul "King".  Ayah dua orang putri lulusan ITB Bandung jurusan DKV yang kini menjadi dosen di Universitas Kristen Maranatha itu menjelaskan, lukisan "King" adalah potret dari ekspektasi masyarakat di lingkungan modern saat ini. "Ini adalah potret kebanyakan anak muda kita yang ingin menjadi karakter King, untuk selalu menjadi nomer satu dengan berbagau cara, tanpa memedulikan prosesnya, semua mau serba cepat," katanya. Simbol bunga juga banyak muncul dalam karyanya, melambangkan kecenderungan masyarakat untuk mengejek mereka yang keluar dari zona nyaman dan mengeksplorasi usaha baru.

Kategori :