SELUMA - Sejak musim kemarau yang terjadi di wilayah Kabupaten Seluma, sejak delapan bulan terakhir. Berdampak juga bagi para petani kelapa sawit. Lantaran kelapa sawit di wilayah Kabupaten Seluma saat ini sulit untuk berbuah. Hal tersebut mengakibatkan hasil panen para petani mengalami penurunan drastis. Dikatakan salah satu petani kelapa sawit, Subarno, perkebunan kelapa sawit hingga saat ini mengalami kendala pohon yang sulit berbuah atau yang dikenal dengan istilah nge-trek sejak delapan bulan terakhir. "Sudah sekitar delapan bulan, kondisi buah kelapa sawit mengalami nge-trek," sampainya.
Dikatakannya, jika kelapa sawit yang biasanya dapat berbuah dan panen dalam setiap dua pekan sekali. Pada saat ini mengalami kesulitan untuk berbuah. Bahkan diantaranya tidak berbuah sama sekali. Setiap panen sebelumnya, saat kondisi normal dalam 1 hektar lahan perkebunan kelapa sawit dapat menghasilkan satu ton buah.
Namun dengan kondisi nge-trek yang terjadi pada saat ini. Hasil panen mengalami turun drastis menjadi tiga hingga empat kuintal saja dalam sekali panen. Permasalahan ini pun menyebabkan ekonomi para petani mulai terganggu. "Sangat drastis turunnya. Kalau waktu normal dalam satu hektar itu dapat 1 ton. Kalau sekarang tidak dapat, paling empat kuintal, tiga kuintal, lima kuintal paling banyak," terangnya.
Adapun penyebab terjadinya penurunan (nge-trek) pada hasil perkebunan kelapa sawit dipengaruhi dengan musim kemarau yang terjadi sejak beberapa bulan belakangan. Sehingga dalam pertumbuhan kelapa sawit mengalami kekurangan air. Serta kurangnya pupuk. Adapun tumbuhan kelapa sawit sangat membutuhkan ketersediaan air di dalam menjaga hasil panen yang maksimal. Hal tersebut membuat para petani berharap kondisi turun drastisnya hasil panen dapat segera berakhir. "Iya, sangat berdampak pada ekonomi. Penyebabnya karena musim kemarau yang mengakibatkan tanaman sawit kurang pasokan air. Yang ke dua pupuk," pungkasnya.(ctr)